Senin 16 Aug 2021 13:14 WIB

Erick Thohir Perintahkan BUMN Bantu Nelayan Naik Kelas

Nelayan mengeluhkan biaya solar yang mahal karena tidak punya akses membeli di SPBU.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi kampung nelayan Nambangan, Kenjeran, Surabaya, Ahad (15/8).
Foto: Dok Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi kampung nelayan Nambangan, Kenjeran, Surabaya, Ahad (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Demi membangun ketahanan pangan, terutama di industri perikanan Indonesia, perusahaan-perusahaan BUMN harus memberikan dukungan maksimal agar para nelayan naik kelas. Hal tersebut ditekankan Menteri BUMN Erick Thohir saat mengunjungi kampung nelayan di Nambangan, Kenjeran, Surabaya, Ahad (15/8).

"Persoalan bahan bakar yang mahal, pemodalan, serta dukungan distribusi hasil tangkapan harus dicarikan jalan keluar agar kehidupan dan kesejahteraan nelayan meningkat," ujar Erick dalam keterangan pers tertulis, Senin (16/8). 

Dalam kunjungan tersebut, Erick didampingi Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jawa Timur, Misbahul Munir. Erick disambut warga nelayan yang sebagian besar berasal dari Pulau Madura. Dalam kesempatan tersebut, Erick berbincang-bincang dan mendengarkan keluhan para nelayan mengenai tingginya harga solar, akses modal, dan pemasaran hasil laut.

"Kami akan memikirkan ada Pertashop di daerah Nambangan. Tentunya selain melayani BBM untuk kendaraan, kita akan diskusikan bagaimana solarnya untuk nelayan," ucap Erick.

Mengenai pemodalan, Erick mengaku akan bicarakan dengan bank Himbara serta PNM agar bisa terlibat lebih jauh. Erick juga akan berkoordinasi dengan kementerian lain terkait distribusi.

photo
Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi kampung nelayan Nambangan, Kenjeran, Surabaya, Ahad (15/8). - (Dok Kementerian BUMN)

"InsyaAllah, kami pasti bantu agar nelayan kita bisa naik kelas," ucap Erick. 

Kata Erick, warga nelayan Nambangan saat ini mengeluhkan biaya solar yang mahal karena tidak punya akses membeli di SPBU sehingga harus dengan eceran. Mereka membelinya dengan harga tinggi Rp 8 ribu per liter dengan kualitas solar yang kotor. Harga resmi solar di SPBU Rp 5.150 per liter. Selain itu, mereka memerlukan terbukanya akses yang luas untuk pemodalan dan jalur distribusi hasil tangkapan.

"Mengenai pemasaran, saya juga meminta para nelayan yang tergabung dalam KNTI, terutama nelayan milenial dan melek teknologi untuk memanfaatkan pemasaran digital," ungkap Erick.

Erick menyebut ada beberapa contoh sukses bagaimana usaha sektor informal, seperti warteg yang penjualannya lebih tinggi melalui akses digital, ketimbang penjualan langsung. Kata Erick, perusahaan BUMN yang bergerak di sektor pemodalan dan perbankan siap membantu untuk pelatihan pemasaran digital.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement