Senin 16 Aug 2021 05:45 WIB

Teknologi Prototipe Bantu Identifikasi Resep Dokter

Teknologi ini bisa meningkatkan kinerja petugas kesehatan dan mengurangi human error.

Keselamatan pasien sangat bergantung kepada obat yang telah didapatkan sesuai dengan resep yang telah diberikan dokter.
Foto: Dok UNM
Keselamatan pasien sangat bergantung kepada obat yang telah didapatkan sesuai dengan resep yang telah diberikan dokter.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Irwansyah Saputra

Keselamatan pasien menjadi hal utama yang harus diperhatikan dalam pelayanan kesehatan. Kegiatan pelayanan kesehatan  juga berhubungan dengan pelaporan, analisis, dan pencegahan terjadinya kesalahan pengobatan.

Kesalahan pengobatan (medication error) merupakan suatu kejadian yang dilakukan oleh petugas kesehatan yang dapat merugikan dan membahayakan keselamatan pasien. Salah satu bentuk kesalahan yang terjadi berupa kesalahan dalam mengartikan resep dokter. 

Hal ini bisa terjadi, dikarenakan resep yang ditulis tidak jelas. Akibatnya timbul kesalahan saat peracikan atau mempersiapkan obat dan kesalahan dalam penggunaan obat sesuai dengan yang telah diresepkan. 

Keselamatan pasien sangat bergantung kepada obat yang telah didapatkan sesuai dengan resep yang telah diberikan dokter. Dan tingkat kesembuhan pasien berbanding lurus dengan tepatnya obat yang diberikan.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan RS (Rumah Sakit), bidang teknologi senantiasa hadir dan memberi dukungan kemajuan teknologi kesehatan bagi bidang pelayanan kesehatan. Sebab, pelayanan yang baik memerlukan data yang tepat dan minimnya kesalahan. 

Sehubungan dengan hal tersebut, dosen Universitas Nusa Mandiri (UNM) melakukan penelitian terkait teknologi prototipe untuk mengidentifikasi resep dokter “BarSep”. Teknologi ini dapat menghubungkan antara dokter dengan pihak ketiga guna pencegahan terjadinya kesalahan proses identifikasi resep obat.

Cara kerja dari teknologi ini yaitu, pasien menerima print out kertas resep berisi daftar obat sesuai dengan data pasien yang telah dimasukkan dokter ke dalam komputer. Kertas resep yang harus ditebus tersebut berisi QR Code yang kemudian diberikan kepada apoteker untuk dicek keabsahannya dengan melakukan pemindaian QR Code melalui komputernya. 

Proses pemindaian ini bertujuan untuk menyesuaikan informasi mengenai data pasien dan daftar obat antara yang tertulis di resep dengan informasi yang ditampilkan di komputer.

Hasilnya, teknologi ini dapat meningkatkan kinerja petugas kesehatan dan mengurangi human error. Karena adanya penyesuaian data yang dilakukan melalui pemindaian QR Code sehingga dapat menyelamatkan pasien dari medication error.

*) Penulis adalah dosen Universitas Nusa Mandiri prodi Sistem Informasi.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement