Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Cerita anak: Pisang Goreng Bebas Corona

Eduaksi | Sunday, 15 Aug 2021, 22:04 WIB

Umur Atika belum ada 10 tahun. Namun dibanding teman sebayanya postur tubuhnya bongsor seperti anak usia 12 tahun. Dia hanya hidup berdua dengan Muslimah, ibunya. Sejak umur lima tahun ayahnya telah meningggal dunia.

Semenjak wabah Covid-19, Bu Muslimah di PHK dari pabrik tempatnya bekerja. Untuk keperluan sehari-hari dia berjualan pisang goreng dan makanan lainnya di depan rumah.

“Tika, kamu bantu ibu mengangkat adonan tepung ke warung ya?”

“Ya bu,” jawab Atika.

Sekitar jam 4 sore Atika dan ibunya membuka warung. Sesuai anjuran pemerintah, keduanya melengkapi diri dengan masker. Agar lebih cepat melayani pembeli, adonan tepung sudah disiapkan terlebih dahulu.

Bu Siti yang tinggal di ujung kampung menjadi pembeli pertama sore itu. “Bu, beli pisang goreng 10 ya!”

“Nggih, tunggu sebentar,” jawab Bu Muslimah.

Atika mendekatkan adonan dan pisang kepok yang telah dikupas.

Dengan sigap Bu Muslimah mulai menggoreng pisang, dan tak sampai sepuluh menit pisang siap dibungkus.

“Ini pisangnya bu,” ujar Atika sambil mengulurkan pisang goreng.

Bu Siti menerimanya sambil memberikan lembaran uang duapuluh ribuan.

Atika dan ibunya mulai mengupas pisang lagi, berjaga-jaga kalau ada pembeli lagi, agar tidak terlalu lama menunggu.

Sesaat kemudian, Novi teman dekat Atika datang. “Tika, aku beli pisang goreng 4 ya”

“Ya, Nov. Tunggu sebentar, kita goreng dulu,” jawab Atika.

Saat Novi siap membayar, datanglah Doni dan Joni. Keduanya teman sekolah Atika dan Novi, tetapi tinggalnya di dusun sebelah.

“Nov, apa kamu tidak takut beli pisang gorengnya Atika?” tanya Doni.

“Kok takut Don, memangnya ada apa dengan pisang Atika?” tanya Novi.

“Ibunya Atika pembawa virus Corona. Otomatis Atika juga kena Corona. Pisang yang dijual juga bisa menularkan virus.” Joni ikut menimpali.

“Ibu saya itu sehat wal afiat, Don,” jawab Atika tegas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image