Ahad 15 Aug 2021 08:50 WIB

Jokowi Tekankan Pentingnya Hilirisasi Pertanian

Hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah agar produk pertanian Indonesia kompetitif.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Truk Pelindo membawa kontainer saat pelepasan ekspor komoditas pertanian Kalbar di terminal peti kemas Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (14/8). Pelepasan ekspor komoditas pertanian Kalimantan Barat senilai 194,31 miliar dari pelabuhan tersebut merupakan rangkaian kegiatan dari Pelepasan Merdeka Ekspor 2021 ke delapan negara di 17 titik pelabuhan di Indonesia yang diresmikan Presiden Joko Widodo.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Truk Pelindo membawa kontainer saat pelepasan ekspor komoditas pertanian Kalbar di terminal peti kemas Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (14/8). Pelepasan ekspor komoditas pertanian Kalimantan Barat senilai 194,31 miliar dari pelabuhan tersebut merupakan rangkaian kegiatan dari Pelepasan Merdeka Ekspor 2021 ke delapan negara di 17 titik pelabuhan di Indonesia yang diresmikan Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya penguasaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Sehingga tidak cukup hanya fokus untuk meningkatkan produksi.

Menurut Jokowi, hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan menghitung skala ekonomi dengan klasterisasi, penting sekali. Begitu pula mekanisasi pengembangan produk dan promosi produk berbasis digital.

Baca Juga

"Ini juga harus kita kembangkan agar produk-produk pertanian kita makin dikenal luas dan makin kompetitif," ujar Jokowi saat melepas Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/8).

Jokowi menegaskan, pemerintah mendorong agar pasar dalam negeri dan luar negeri terus diperkuat. Di dalam negeri, masyarakat harus diajak untuk mencintai, membeli hasil-hasil pertanian sendiri, dan mengonsumsi pangan yang sehat produksi bangsa sendiri.

Di saat yang sama, pasar di luar negeri juga digarap dengan intensif, terintegrasi, terpadu, dan mulai masuk ke pasar-pasar negara nontradisional. "Ini kesempatan kita, momentum kita yang sangat baik di kala pandemi ini sehingga potensi pasar makin meluas," kata dia.

Ekspor pertanian pada 2020 mencapai Rp 451,8 triliun, naik 15,79 persen dibandingkan 2019 yang angkanya mencapai Rp 390,16 triliun. Pada semester I tahun 2021 dari Januari sampai dengan Juni 2021, ekspor mencapai Rp 282,86 triliun rupiah, naik 14,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yaitu sebesar Rp 202,05 triliun.

Menurut Presiden, peningkatan ekspor komoditas pertanian tersebut turut berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani. Hal tersebut antara lain ditunjukkan dengan nilai tukar petani yang terus membaik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement