Ahad 15 Aug 2021 08:45 WIB

Qatar Minta Taliban Hentikan Serangan di Afghanistan

Menlu Qatar minta Taliban mundur dan mengurangi eskalasi konflik di Afghanistan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Delegasi Taliban tiba untuk pembicaraan damai Afghanistan di Doha, Qatar, Kamis, 12 Agustus 2021.
Foto: AP/Hussein Sayed
Delegasi Taliban tiba untuk pembicaraan damai Afghanistan di Doha, Qatar, Kamis, 12 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar telah meminta Taliban untuk menghentikan tembakan dan menarik kembali serangan di Afghanistan. Desakan itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani dalam pertemuan dengan perwakilan penting Taliban di Doha pada Sabtu (14/8).

Mohammed mendesak kelompok itu untuk mundur dan mengurangi eskalasi. "Selama pertemuan mereka, menteri luar negeri mendesak Taliban untuk mengadopsi gencatan senjata, yang akan berkontribusi untuk mempercepat upaya untuk mencapai penyelesaian politik yang komprehensif yang akan menjamin masa depan yang sejahtera bagi pemerintah dan rakyat Afghanistan,"  ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.

Baca Juga

Pernyataan tersebut menjadi seruan paling jelas agar kelompok itu menghentikan serangan di Afghanistan hingga saat ini dari negara yang menjadi tuan rumah kantor politik Taliban. Doha telah memfasilitasi pertemuan di dalam dan di luar pertemuan antara Taliban dan pemerintah Kabul selama berbulan-bulan. Hanya sedikit kemajuan saat kelompok itu terus maju dengan serangannya terhadap pasukan pemerintah.

Negosiator pemerintah Afghanistan di Qatar telah menawarkan Taliban kesepakatan pembagian kekuasaan. Langkah itu sebagai imbalan untuk mengakhiri pertempuran di negara itu. Dengan kota-kota terbesar kedua dan ketiga di negara itu, Kandahar dan Herat, sekarang berada di tangan Taliban, ibu kota yang terkepung, Kabul, secara efektif menjadi tempat terakhir bagi pasukan pemerintah.

Utusan dari Amerika Serikat, China, Pakistan, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa dan lainnya bertemu dengan perwakilan Taliban dan pejabat pemerintah Afghanistan di Doha pada Kamis (12/8). Pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan itu menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan mengakui pemerintah mana pun di Afghanistan yang dipaksakan melalui penggunaan kekuatan militer.

Baca juga : Pejabat Afganistan: Taliban Bersiaga di Dekat Kabul

Kedutaan besar dan badan bantuan Barat mulai mengevakuasi staf sipil dari Afghanistan sehari berikutnya setelah pernyataan bersama keluar. Sementara itu, Taliban telah meminta semua pasukan asing untuk meninggalkan negara itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement