Sabtu 14 Aug 2021 18:54 WIB

Alasan Golkar Terus Sosialisasikan Airlangga

Golkar sudah putuskan Airlangga sebagai capres sejak 2019.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Baliho Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terpasang di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, Rabu (11/8). Maraknya baliho sejumlah politisi di ruang publik tidak terlepas dari kontestasi politik pemilihan presiden pada 2024 mendatang dengan memanfaatkan baliho sebagai medium yang dianggap efektif untuk memperkenalkan diri kepada publik. Namun keberadaannya ditengah masa pandemi ini tidak selalu ditanggapi positif bagi masyarakat. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Baliho Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terpasang di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, Rabu (11/8). Maraknya baliho sejumlah politisi di ruang publik tidak terlepas dari kontestasi politik pemilihan presiden pada 2024 mendatang dengan memanfaatkan baliho sebagai medium yang dianggap efektif untuk memperkenalkan diri kepada publik. Namun keberadaannya ditengah masa pandemi ini tidak selalu ditanggapi positif bagi masyarakat. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Emanuel Melkiades Laka Lena, menjelaskan, Golkar sudah memutuskan mendukung ketua umum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) di 2024 sejak 2019. Namun mengingat kondisi Indonesia yang tengah dihantam pandemi Covid-19, Menteri Koordinator Perekonomian itu meminta untuk tidak dulu membicarakan soal dirinya menjadi capres.

"Pak Airlangga justru meminta jangan dulu bicara capres. Karena beliau sedang konsentrasi penanganan Covid-19," ujar Melki dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (14/8).

Baca Juga

Namun ia menjelaskan, mensosialisasikan Airlangga untuk pemilihan presiden (Pilpres) sudah merupakan keputusan Partai Golkar sejak 2019 dan harus dikerjakan. Karena itulah para kader berusaha mengenakan sosok Airlangga, meskipun itu dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

"Karena ini keputusan partai dan harus kami kerjakan, apalagi waktu terus berjalan. Akhirnya itu menjadi keputusan bersama dan akhirnya semua warga Partai Golkar bekerja dengan caranya untuk memperkenalkan ketua umum yang sudah diputuskan di 2019 sebagai capres," ujar Melki.

Salah satu cara mensosialisasikan Airlangga sebagai capres, kata Melki, adalah lewat pemasangan baliho bergambar dirinya di berbagai wilayah. Namun ia memastikan kerja kemanusiaan dan politik untuk membantu masyarakat terus berjalan seiringan bagi kader Partai Golkar yang menempati posisi di eksekutif dan legislatif.

Menurutnya, seluruh kader partai yang menempati posisi di eksekutif dan legislatif setiap harinya harus bekerja untuk rakyat. Dari kerja tersebut, ia menilai bahwa hal tersebut merupakan bagian dari kampanye terhadap masing-masing orang.

"Setiap hari adalah kampanye, jadi kami ini bukan calon yang akan besok maju, baik di DPR ataupun di pemerintahan. Tapi kami ini adalah orang yang sementara ditugaskan dan harus bekerja, dan bagi kami setiap hari adalah langkah kampanye kami," ujar Melki.

Ia mengatakan, kader partai yang memiliki posisi di eksekutif dan legislatif harus terus berbuat sesuatu untuk masyarakat. Khususnya di tengah pandemi Covid-19, lewat kebijakan ataupun bantuan.

"Baik itu memakai APBN, uang sendiri, atau jaringan kami untuk bantu masyarakat pada kondisi pandemi saat ini dan itu tanpa terkecuali. Saya lihat semua partai, semua politisi di negeri ini, di eksekutif, di legislatif melakukan hal yang sama," ujar Melki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement