Sabtu 14 Aug 2021 18:33 WIB

PM Belanda Pertimbangkan Hapus Pembatasan Sosial

Penghapusan dipertimbangkan lantaran kasus Covid-19 di Belanda sudah berkurang

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Pemandangan umum pusat ibu kota Belanda yang hampir sepi, Amsterdam, Belanda, 15 Desember 2020, sehari setelah Perdana Menteri Rutte mengumumkan penguncian baru. Di antaranya, kabinet menutup toko yang tidak penting dan meminta orang untuk tinggal di rumah sebanyak mungkin.
Foto: EPA-EFE/ROBIN VAN LONKHUIJSEN
Pemandangan umum pusat ibu kota Belanda yang hampir sepi, Amsterdam, Belanda, 15 Desember 2020, sehari setelah Perdana Menteri Rutte mengumumkan penguncian baru. Di antaranya, kabinet menutup toko yang tidak penting dan meminta orang untuk tinggal di rumah sebanyak mungkin.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Jumat (13/8) mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan penghapusan aturan pembatasan sosial pada 20 September. Kebijakan itu dipertimbangkan lantaran kasus Covid-19 di negara itu sudah berkurang.

Sepekan hingga 10 Agustus, kasus di Belanda turun 14 persen menjadi 103 kasus per 100.000 penduduk, menurut Institut Kesehatan Nasional Belanda. Namun, Rutte mengatakan sejumlah pembatasan Covid-19 masih diperlukan untuk saat ini, termasuk penutupan kelab malam dan restoran usai tengah malam.

Baca Juga

Upaya untuk menghapus sebagian besar pembatasan, seperti pada kehidupan malam, pada 26 Juni harus ditunda dua pekan setelah infeksi di kalangan kaum muda melonjak. "Awal musim panas mengajari kami bahwa kita harus hati-hati benar," ucap Rutte.

Namun, katanya, kampus-kampus akan diizinkan beraktivitas kembali pada akhir Agustus tanpa mengharuskan mahasiswa menjaga jarak fisik di dalam kelas. Sekitar dua pertiga warga Belanda yang berusia 16 tahun ke atas telah disuntik vaksin lengkap dan 90 persen mengaku telah atau berencana divaksin anti-Covid-19.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement