Jumat 13 Aug 2021 09:55 WIB

Penembakan Massal Guncang Inggris, Sejumlah Korban Tewas

Surat kabar Inggris melaporkan 6 orang tewas akibat penembakan massal

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Polisi Inggris (ilustrasi)
Polisi Inggris (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PLYMOUTH -- Sejumlah orang tewas dalam penembakan massal di Kota Plymouth, Inggris. Menteri Dalam Negeri Priti Patel mengatakan peristiwa itu 'mengejutkan'.

Pada Jumat (13/8), surat kabar The Times melaporkan sekitar enam orang tewas dalam penembakan tersebut. Sementara The Daily Telegraph mengatakan pelaku tewas tetapi belum diketahui apakah ia bunuh diri atau ditembak polisi.

Baca Juga

Hingga kini polisi belum mengkonfirmasi jumlah korban dalam peristiwa yang mereka sebut 'insiden senjata api' serius' tapi menegaskan situasinya sudah terkendali. Inggris salah satu negara dengan angka kekerasan senjata api terendah di dunia. Penembakan massal pun jarang terjadi.

Pada The Times, warga yang tinggal di belakang lokasi kejadiaan, Sharron Turner mengatakan pelaku 'mendobrak' pintu rumah lalu menembak ibu dan putrinya yang berusia lima tahun. Turner mengatakan pelaku seorang laki-laki memakai baju hitam dan abu-abu dan menggunakan senjata semi otomatis.

The Times melaporkan setelah penyerangan di rumah tersebut pelaku melarikan diri melalui taman di belakang rumah dan menembak dua orang yang sedang membawa anjingnya jalan-jalan. Anggota parlemen setempat Johnny Mercer mengatakan di Twitter insiden ini 'tidak berkaitan dengan terorisme'.

"Peristiwa di Plymouth mengejutkan dan pikiran saya untuk yang terdampak," cicit Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel di Twitter.

Kepolisian Devon & Cornwall mengatakan ada laporan dari daerah Keyham pada pukul 18.10. "Ada sejumlah korban jiwa di lokasi kejadian dan beberapa korban luka menerima perawatan," kata mereka.

Badan Layanan Ambulan South Western mengatakan sumber daya yang mereka kerahkan untuk merespon peristiwa itu dengan cukup banyak. Antara lain Tim Respon Area Berbahaya (HART), beberapa ambulan, ambulan udara, beberapa dokter dan paramedis. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement