Jumat 13 Aug 2021 09:28 WIB

Ribuan Serangan Anti-Asia Terjadi Selama Pandemi di AS

Laporan serangan Anti-Asia menemukan pelecehan verbal dan pengucilan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Bendera Amerika Serikat. Frekuensi insiden anti-Asia dari ejekan hingga serangan langsung yang dilaporkan di Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini meningkat
Foto: anbsoft.com
Bendera Amerika Serikat. Frekuensi insiden anti-Asia dari ejekan hingga serangan langsung yang dilaporkan di Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini meningkat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Frekuensi insiden anti-Asia dari ejekan hingga serangan langsung yang dilaporkan di Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini diduga meningkat. Ribuan laporan serangan dilaporkan semenjak pandemi virus corona.

Stop AAPI Hate menjadi otoritas pengumpulan data serangan bermotif rasial terkait pandemi menerima 9.081 laporan insiden antara 19 Maret 2020 hingga Juni tahun ini.

Baca Juga

Dari jumlah tersebut, 4.548 terjadi tahun lalu, dan 4.533 tahun ini. Sejak virus corona pertama kali dilaporkan di China, orang-orang keturunan Asia dan Kepulauan Pasifik diperlakukan sebagai kambing hitam semata-mata berdasarkan ras mereka.

Laporan yang dikumpulkan oleh Stop AAPI Hate berasal dari korban sendiri atau seseorang yang melaporkan atas nama mereka, seperti remaja. Secara keseluruhan, laporan tersebut menemukan pelecehan verbal dan pengucilan yang merupakan interaksi yang tidak memenuhi syarat secara hukum sebagai kejahatan rasial. Kedua laporan itu merupakan dua bagian terbesar dari total insiden. 

Serangan fisik menempati urutan ketiga. Namun, persentase insiden jenis itu tahun ini meningkat dari tahun lalu dengan 16,6 persen dibandingkan dengan 10,8 persen. Lebih dari 63 persen insiden dilaporkan oleh perempuan. Sekitar 31 persen terjadi di jalan umum dan 30 persen di lokasi bisnis.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement