Kamis 12 Aug 2021 17:40 WIB

Soal Politisi PSI, Pengamat: Dia Merasa Punya Kekuasaan

Arogansi politisi karena hukum di Indonesia masih bisa dibeli.

Rep: Mabruroh/ Red: Ilham Tirta
Anggota Fraksi PSI DPRD DKI, Viani Limardi.
Foto: @ms.tionghoa
Anggota Fraksi PSI DPRD DKI, Viani Limardi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPRD DKI, Viani Limardi terjaring operasi ganjil-genap di Jalan Gatot Subroto hari ini, Kamis (12/8). Viani cekcok dengan anggota kepolisian lantaran tidak terima kendaraannya dilarang melewati salah satu jalan yang diterapkan ganjil genap itu.

Viani mengklaim selama ini plat mobilnya boleh melintas, meski ada kebijakan ganjil-genap. Mobil yang dikendarai Viani memiliki plat nomor ganjil.

Menanggapi peristiwa ini, pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai hampir semua pejabat dan politisi cenderung merasa kebal hukum. Salah satunya sikap yang ditunjukkan anggota partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini.

Karena memiliki jabatan dan uang, ungkap Ujang, mereka seringkali merasa benar sendiri dan maunya enak sendiri. "Karena merasa punya jabatan dan uang. Dan hukum di Indonesia kan masih bisa dibeli. Hampir semuanya seperti itu, karena ingin enak sendiri, ingin menang sendiri, dan merasa benar sendiri," kata Ujang, Kamis (12/8).

Sikap para pejabat ini menjadi arogan dan sombong karena kekuasaan. Kekuasaan, tambah Ujang, telah membuat buta mata hati mereka dan hilang empatinya, sehingga yang ditampilkan arogansi dan perbuatan tak pantas.

"Sedikit sekali pejabat di republik ini yang bisa dijadikan teladan, karena mereka selalu berbeda antara ucapan dengan perbuatan. Kasus Viani ini adalah salah satu contohnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement