Kamis 12 Aug 2021 15:51 WIB

BRI Optimistis Ekonomi Mulai Pulih

Tren restrukturisasi kredit pada nasabah terdampak Covid-19 mulai melandai

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 sebesar Rp 175,2 triliun pada Juni 2021.
Foto: republika/wihdan hidayat
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 sebesar Rp 175,2 triliun pada Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 sebesar Rp 175,2 triliun pada Juni 2021. Adapun realisasi ini turun sebesar Rp 56,53 triliun.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan tren restrukturisasi kredit pada nasabah terdampak Covid-19 mulai melandai, sehingga menandakan pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga

"Sampai Juni, kita sudah on track. Total restrukturisasi covid kita sudah turun kurang lebih Rp 56,53 triliun dari akumulasi total loan restructure covid kita sebesar Rp 231,5 triliun. Selama ini posisi Juni 2021 itu porsinya tinggal Rp 175,2 triliun. Jadi ada penurunan sebesar Rp 56,53 triliun yang sebagian besar berasal karena adanya pembayaran sebesar Rp 44,3 triliun," ujarnya dalam keterangan tulis seperti dikutip Kamis (12/8).

Menurutnya perkembangan restrukturisasi kredit akibat pandemi membuat perseroan semakin optimistis terhadap pemulihan ekonomi ke depan. "Jadi perkembangan ini sudah sangat baik karena kita bisa menurunkan kurang lebih sebesar lebih dari 20 persen dari total outstanding akumulasi restrukturisasi kita sampai dengan Juni. Ke depan mudah-mudahan ini bisa terus kita turunkan posisinya dengan lebih agresif lagi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Agus juga menjelaskan, keberhasilan BRI dalam mengelola kualitas kredit yang disalurkan juga tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL)  sebesar 3,3 persen pada akhir Juni 2021. Perseroan juga menyiapkan cadangan atau NPL Coverage kisaran 254,84 persen atau meng-cover 2,5 kali dari jumlah NPL.

"Pencadangan yang ditetapkan ini dialokasikan dengan mempertimbangkan kondisi restrukturisasi BRI saat ini karena memang kita masih menghadapi restrukturisasi meskipun jumlahnya sudah semakin menurun," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement