Kamis 12 Aug 2021 13:30 WIB

Haiti Tunda Pilpres untuk Cari Pengganti Presiden Moise

Presiden Haiti Jovenel Moise meninggal karena dibunuh di kediamannya pada Juli 2021.

Red: Nur Aini
Petugas polisi menghadapi pengunjuk rasa selama hari demonstrasi, di Cap-Haitien, Haiti, 22 Juli 2021. Demonstran menuntut keadilan bagi Jovenel Moise, mantan presiden Haiti yang dibunuh pada 07 Juli, mendirikan api unggun dan barikade di berbagai titik kota, di utara negara itu, tempat presiden terbaru lahir. Pendukung setia Jovenel tidak ingin pemakamannya, yang dijadwalkan Jumat, berlangsung sampai pembunuhnya dihukum. Saat ini, 26 orang telah ditangkap karena diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Foto: EPA-EFE/JEAN MARC HERVE ABELARD
Petugas polisi menghadapi pengunjuk rasa selama hari demonstrasi, di Cap-Haitien, Haiti, 22 Juli 2021. Demonstran menuntut keadilan bagi Jovenel Moise, mantan presiden Haiti yang dibunuh pada 07 Juli, mendirikan api unggun dan barikade di berbagai titik kota, di utara negara itu, tempat presiden terbaru lahir. Pendukung setia Jovenel tidak ingin pemakamannya, yang dijadwalkan Jumat, berlangsung sampai pembunuhnya dihukum. Saat ini, 26 orang telah ditangkap karena diduga terlibat dalam kasus tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE -- Pemilihan presiden Haiti, yang diadakan untuk menggantikan Presiden Jovenel Moise yang dibunuh pada Juli, telah ditunda hingga 7 November mendatang. Hal itu menurut media lokal pada Rabu (11/8).

Kasus pembunuhan presiden Jovenel Moise telah menjerumuskan Haiti ke dalam kekacauan politik. Dokumen yang tampaknya dikeluarkan oleh pemerintah yang beredar di media sosial pada Rabu (11/8) mengungkapkan penundaan pemilihan presiden dan legislatif, serta referendum konstitusi, yang sebelumnya dijadwalkan pada 26 September. Namun, Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian dokumen itu secara independen.

Baca Juga

Dewan pemilihan umum Haiti pun belum menjawab permintaan komentar. Perdana menteri baru Haiti, Ariel Henry, mengatakan pada akhir Juli bahwa pemerintah berencana untuk menciptakan kondisi kondusif bagi negara Karibia itu untuk mengadakan pemilihan umum secepat mungkin. Negara-negara Barat telah mendorong Haiti, negara termiskin di Amerika, untuk memilih kepemimpinan baru sedini mungkin untuk memberikan legitimasi demokratis kepada pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement