Kamis 12 Aug 2021 00:30 WIB

Aksi Mogok Kerja Masinis Jerman Ancam Rantai Pasokan Eropa

Aksi mogok kerja ini membuat sekitar 190 kereta barang tidak berjalan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Kereta diparkir di luar stasiun kereta api pusat di Frankfurt, Jerman, Rabu, 11 Agustus 2021. Supir kereta dari serikat GDL Jerman yang meminta upah lebih tinggi memulai pemogokan dua jam setelah tengah malam.
Foto: AP/Michael Probst
Kereta diparkir di luar stasiun kereta api pusat di Frankfurt, Jerman, Rabu, 11 Agustus 2021. Supir kereta dari serikat GDL Jerman yang meminta upah lebih tinggi memulai pemogokan dua jam setelah tengah malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Aksi mogok kerja masinis mengganggu layanan kereta di seluruh Jerman. Hal ini menambah tekanan pada rantai pasokan di Eropa dan membuat penumpang frustasi.

Aksi mogok kerja ini membuat sekitar 190 kereta barang tidak berjalan. Perusahaan kereta Jerman, Deutsche Bahn mengatakan dalam pernyataanya aksi mogok kerja masinis dapat berdampak besar pada rantai pasokan industri di Jerman dan di seluruh Eropa yang sudah mengalami penyempitan karena Covid-19.  

Baca Juga

Sementara itu permintaan kereta penumpang juga tinggi karena banyak warga yang melakukan perjalanan selama liburan musim panas setelah peraturan pembatasan sosial Covid-19 mulai dilonggarkan.

Juru bicara Deutsche Bahn,  Achim Stauss mengatakan perusahaannya berusaha agar salah satu kereta jarak jauhnya tetap berjalan. Selain itu memastikan agar tetap ada kereta antara kota besar setiap dua jam. "Kami melakukan yang terbaik untuk mengantar masyarakat ke tujuan mereka hari ini," kata Stauss.

Ia meminta masyarakat untuk menunda perjalanan yang tidak diperlukan. Mogok kerja dijadwalkan terus berlangsung hingga Jumat pagi. Di stasiun-stasiun di seluruh Jerman terlihat para penumpang yang terlantar.

"Mogok ini bisa dipahami, saya mendukungnya, tapi masalahnya tidak banyak informasi mengenai hal ini di internet," kata salah satu penumpang yang terlantar, David Jungck.

Serikat masinis Jerman, Gewerkschaft Deutscher Lokomotivführer (GDL) mengatakan akan memutuskan apakah melanjutkan mogok kerja atau tidak pada pekan depan. Ketua GDL Claus Weselsky mengatakan aksi yang dimulai pada kereta penumpang pada Rabu  ini cukup sukses, sekitar 700 kereta tidak bergerak. "Rekan-rekan kami mogok kerja dengan perilaku yang sangat disiplin," kata Weselsky.

Ia mengatakan serikatnya akan bernegosiasi bila Deutsche Bahn menaikan gaji para masinis. GDL menuntut kenaikan gaji sebesar 3,2 persen atau satu kali tunjungan virus Corona sebesar 600 euro.

Deutsche Bahn menawarkan kenaikan gaji dalam dua tahap pada dua tahun kedepan. Tapi serikat ingin kenaikan dilakukan lebih cepat.

Setelah dilaporkan rugi sebesar 5,7 miliar euro pada 2020 perekonomian Deutsche Bahn sudah pulih sejak bulan April. Setelah pembatasan perjalanan Covid-19 dilonggarkan dan lalu lintas kargo membaik. Perusahaan milik pemerintah atau BUMN itu memprediksi akan kembali meraih profit pada 2022. Tapi banjir yang menghantam Jerman bulan lalu menyebabkan kerugian sebesar 1,3 miliar euro.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement