Kamis 12 Aug 2021 00:30 WIB

PPKM Level 4, Kunjungan Mal Kota Bogor Kian Menurun

Jumlah kedatangan pengunjung di Mal BTM terus merosot.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Muhammad Fakhruddin
PPKM Level 4, Kunjungan Mal Kota Bogor Kian Menurun (ilustrasi).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
PPKM Level 4, Kunjungan Mal Kota Bogor Kian Menurun (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR — Seiring dengan diperpanjangnya PPKM Level 4, pusat perbelanjaan dan mal di Kota Bogor belum bisa beroperasi secara maksimal. Hal itu mengakibatkan penurunan kunjungan di mal selama sebulan lebih.

Salah satunya, yakni di Bogor Trade Mall (BTM) di Jalan Ir. Juanda, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Chief Marketing Communication (Marcomm) Mal BTM, Chintan Silalahi mengakui, kondisi mal yang telah tutup selama sebulan itu tergolong berat bagi manajemen. 

Dia mengatakan, jumlah kedatangan pengunjung di Mal BTM terus merosot. Apalagi, sebagian besar tenant dari Mal BTM merupakan pedagang di sektor non esensial, seperti gawai, pakaian, dan alat elektronik lainnya.

“Hampir 90 persen jumlah kunjungan berkurang. Padahal, biasanya BTM menjadi mal yang paling banyak dikunjungi masyarakat di Kota Bogor,” kata Chintan, Rabu (11/8).

Chintan memaparkan, dalam waktu normal kunjungan di Mal BTM bisa mencapai 50.000 orang. Dibandingkan dengan saat ini, Mal BTM sulit mencapai angka 5.000 pengunjung per hari.

Saat ini, kunjungan hanya didominasi oleh para pengemudi ojek online (ojol) yang mengambil pesanan customer. Sisanya, Chintan mengatakan, masyarakat yang datang hanya untuk membeli makanan secara take away. 

Dia menuturkan, secara otomatis, penurunan itu berdampak terhadap turunnya pendapatan tenant hingga mal secara keseluruhan. “Tenant besar saja di dalam mal harus tutup dulu, karena mereka berat di operasionalnya, termasuk SDM. Bagi kami semua mal, kondisi ini memang sangat berat. Para pedagang tenant juga sudah pada teriak semua, karena kekhawatiran terlalu lama tutup, barang tenant bisa rusak,” katanya.

Kondisi ini, dikatakan Chintan, tak jauh berbeda dibanding tahun sebelumnya. Kendati demikian, dia belum mendapati informasi terkait adanya temant yang akan gulung tikar. Hal itu baru bisa diprediksi setelah tenant diperbolehkan buka kembali.

“Kalau pemerintah membolehkan buka, kami menyambut dengan senang hati. Tapi kalau belum boleh, ya mau gak mau kita mencari jalan lain untuk membantu tenant-tenant secara online,” ucapnya.

Terpisah, Communication Plaza Lippo Ekalokasari, Fauzan menjelaskan, sama seperti di mal lainnya, hanya tenant pangan dan obat-obatan yang diperbolehkan beroperasi. Untuk tenant penjual makanan, pembeli hanya diizinkan untuk melakukan take away dan belum diperbolehkan dine in.

Untuk mengantisipasi agar tenant di dalam mal dapat mendapat pemasukan, Fauzan mengatakan, manajemen mal memaksimalkan pelayanan secara daring. Dia mengakui, sepanjang PPKM diterapkan dan terus diperpanjang, penurunan kunjungan kerap terjadi.

“Sebenarnya, kalau dibilang berat, ya berat. Akan tetapi, karena menimbang ada peningkatan Covid-19 yang cukup drastis ini, ya mau tidak mau dilakukan PPKM supaya pemulihan pandemi ini bisa teratasi,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement