Rabu 11 Aug 2021 17:37 WIB

NTT Alami Hari Tanpa Hujan Sangat Panjang, Siaga Kekeringan

Upaya mitigasi dampak kekeringan seperti kebakaran hutan dan lahan perlu dilakukan.

Sejumlah embung tampak mulai menipis airnya akibat kekeringan yang melanda Kota Kupang, NTT, Agustus tahun lalu.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Sejumlah embung tampak mulai menipis airnya akibat kekeringan yang melanda Kota Kupang, NTT, Agustus tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada dasarian pertama Agustus 2021 umumnya mengalami hari tanpa hujan dengan kategori sangat panjang. Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, memprakirakan, hari tanpa hujan berlangsung 31 sampai 60 hari.

"Pada umumnya NTT mengalami HTH dengan kategori sangat panjang yakni 31-60 hari," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Rahmattulloh Adji, di Kupang, Rabu (11/8).

Menurut dia, bagian wilayah NTT seperti di Kota Kupang serta Kabupaten Kupang, Lembata, Alor, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Belu, dan Flores Timur, bahkan mengalami hari tanpa hujan dengan kategori ekstrem panjang atau lebih dari 60 hari. Kendati demikian, Adji mengatakan, masih ada bagian wilayah NTT yang mengalami hari hujan seperti Nule dan Netpaladi Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Ebandi Kabupaten Timor Tengah Utara.

Adji menjelaskan, berdasarkan hasil analisis curah hujan pada dasarian I Agustus 2021 curah hujan di wilayah NTT secara umum rendah, nol sampai 50 milimeter (mm). Hanya sebagian kecil wilayah Kabupaten Manggarai, Kabupaten Ngada, dan Kabupaten Ende yang mengalami curah hujan dengan kategori menengah (51-150 mm) dan sebagian kecil Ende yang mengalami curah hujan kategori sangat tinggi (lebih dari 300 mm).

Dia mengatakan, pada dasarian II Agustus 2021 peluang wilayah NTT mengalami curah hujan yang lebih rendah dari 20 mm antara 70 sampai 100 persen. Oleh karena itu, ia mengatakan, upaya mitigasi dampak kekeringan seperti kebakaran hutan dan lahan perlu dilakukan. Dengan kondisi yang demikian, ia menyarankan warga melakukan kegiatan budi daya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air serta menghemat penggunaan air bersih agar kebutuhan air bisa tercukupi selama musim kemarau.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement