Rabu 11 Aug 2021 16:53 WIB

AS Pimpin Latihan Militer di Asia Tenggara

Latihan militer AS melibatkan angkatan laut dari 21 negara.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Amerika Serikat
Foto: anbsoft.com
Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat memimpin latihan militer Kerja Sama dan Pelatihan Asia Tenggara (SEACAT) di Singapura. Latihan militer yang memasuki tahun ke-20 itu dimulai pada Selasa (10/8), dan melibatkan angkatan laut dari 21 negara.

Mereka yang bergabung dalam latihan militer tersebut termasuk Australia, Bangladesh, Brunei, Kanada, Prancis, Jerman, India, dan Indonesia. Selain itu, negara lainnya yang bergabung adalah Jepang, Malaysia, Maladewa, Selandia Baru, Filipina, Korea Selatan, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Timor Leste, Inggris Raya, AS, dan Vietnam  .

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan, armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan, latihan tahun ini mencakup 10 kapal dan lebih dari 400 personel. Latihan tersebut dirancang untuk mendorong negara-negara menggunakan kekuatan maritim mereka, dalam meningkatkan pemahaman tentang lingkungan operasional, membangun kapasitas untuk misi dukungan kemanusiaan, dan menegakkan hukum dan norma internasional.

Latihan SEACAT berlangsung saat China dan Rusia juga melakukan latihan militer bersama di wilayah Ningxia utara, China tengah. Di sisi lain, AS bersiap untuk latihan militer gabungan dengan Korea Selatan.

Selama latihan SEACAT, sebuah pos operasi di International Fusion Centre di Singapura akan berfungsi sebagai pusat koordinasi krisis dan berbagi informasi. Hal itu karena angkatan laut yang berpartisipasi dalam simulasi untuk melacak kapal dagang yang mencurigakan di seluruh laut Asia Tenggara.

"Skenario dirancang untuk mendorong negara-negara bekerja sama melalui aset kesadaran domain maritim, agar lebih memahami operasi dan kepatuhan terhadap norma-norma internasional,” kata Komandan Destroyer Squadron 7 AS Tom Ogden, dilansir Aljazirah, Rabu (11/8).

“Mempraktikkan intersepsi multilateral, multi-platform membantu  mitra Asia Tenggara kami bersiap untuk kemungkinan keterlibatan dunia nyata di masa depan," ujar Ogden melanjutkan.

SEACAT dimulai pada 2002, dan dikenal sebagai Kerjasama Asia Tenggara Melawan Terorisme. Latihan tersebut diluncurkan setelah serangan September 2001 di AS. Latihan ini kemudian berganti nama pada 2012 untuk fokus memajukan pelatihan di antara angkatan laut regional, serta penjaga pantai di Asia Selatan dan Tenggara. Hal itu terutama untuk mengatasi pembajakan dan penyelundupan.

Beberapa organisasi internasional dan non-pemerintah juga mengambil bagian dalam latihan tahun ini. Mereka termasuk United Nations Office of Drugs and Crime (UNODC), EU Critical Maritime Route Wider Indian Ocean (CRIMARIO), dan International Committee of the Red Cross (ICRC). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement