Rabu 11 Aug 2021 15:30 WIB

Dokter Ajak Semua Pihak Ikut Berkontribusi Tangani Pandemi

Dr Vito apresiasi media yang ikut melakukan edukasi masyarakat terkait pandemi Covid.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Dua orang dokter berdiri di depan salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta Pusat (ilustrasi).
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Dua orang dokter berdiri di depan salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta Pusat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Worldometers.info, hingga Selasa (10/8), di seluruh dunia total ada 204.105.357 kasus Covid-19, dengan angka kematian mencapai 4.315.655 jiwa dan sembuh 184.281.846 orang. Tercatat ada 10 negara dengan penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi di dunia.

Daftarnya adalah Amerika Serikat (102.375), Iran (40.808), India (27.429), Inggris (25.161), dan Turki (23.731). Kemudian Rusia (22.160), Indonesia (20.709), Thailand (19.603), Malaysia (17.236), dan Jepang (14.472).

Dr Vito Angarino Damay dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Junior Doctor Network (JDN) Indonesia, menuturkan, setiap negara memiliki caranya masing-masing dalam mengatasi pandemi. Langkah tersebut ditentukan dari persoalan yang dihadapi, kondisi, hingga jumlah penduduk.

"Tidak mungkin membandingkan apple to apple tantangan apa yang dihadapi Indonesia saat pandemi seperti saat ini. Tentu berbeda dengan negara lain. Dengan kondisi negara dan jumlah penduduk yang bervariasi tentu berbeda dengan negara lain," ujar Vito di Jakarta, Rabu (11/8).

Menurut dia, yang bisa menjadi perbandingan adalah dengan penanganan pandemi di Indonesia dalam 1,5 tahun terakhir. Ada capaian yang patut diakui dalam penanganan pandemi. Vito mencontohkan, ketersediaan alat pelindung diri (APD) jauh lebih baik daripada awal pandemi.

Begitu juga obat-obatan yang diusahakan untuk terus dipenuhi. Vito yakin, yang dilakukan bangsa ini saat ini lebih baik daripada setahun yang lalu dalam

menangani pandemi. Meski begitu, masih banyak hal yang bisa diperbaiki dan koordinasi lebih lanjut. "Namun hal yang tetap perlu diingat ada juga pencapaiannya," ujar Vito.

Dia berpendapat, kritik memang perlu dilakukan. Selain itu yang tak kalah

penting adalah kontribusi. Kalau kritik tanpa kontribusi, dia menganggap, hal itu kurang adil. "Kritik tentu boleh, tapi juga berikanlah kontribusi dalam menangani pandemi," ujar Vito.

Dia juga menyinggung soal kontribusi media massa dalam penanganan pandemi. Vito mengapresiasi media yang ikut melakukan edukasi masyarakat dan memberikan informasi terkait pandemi Covid-19.

"Saat ini juga ada usaha media untuk berkolaborasi dengan para ahli, agar dokter bisa melakukan edukasi kepada masyarakat. Karena edukasi itu amat penting," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement