Rabu 11 Aug 2021 07:04 WIB

Jurus Anies Cegah Jakarta Tenggelam

Penghentian reklamasi merupakan langkah yang tepat untuk mencegah Jakarta tenggelam.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga berjalan di atas jembatan kayu di perkampungan nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (31/7/2021). Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan wilayah Jakarta bagian Utara akan tenggelam akibat faktor perubahan iklim, eksploitasi air tanah hingga kenaikan permukaan laut karena pencairan lapisan es akibat pemanasan global.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Warga berjalan di atas jembatan kayu di perkampungan nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (31/7/2021). Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan wilayah Jakarta bagian Utara akan tenggelam akibat faktor perubahan iklim, eksploitasi air tanah hingga kenaikan permukaan laut karena pencairan lapisan es akibat pemanasan global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, prediksi Badan Antariksa Amerika (NASA) yang menyebutkan bahwa Jakarta akan tenggelam merupakan sebuah peringatan yang dapat dijadikan prioritas dalam mengatasi permasalahan tersebut. Pemprov DKI, kata dia, memiliki beberapa solusi untuk mencegah terjadinya hal itu.

 “Pertama, kita selalu menggunakan (kajian) ilmiah. Jadi gunakan bukti ilmiah dan prioritasnya sustainability and social justice,” kata Anies dalam diskusi virtual, Selasa (10/8).

Baca Juga

Pemprov DKI melakukan kerja sama dengan Kementerian ESDM dan JICA dalam membangun sistem informasi Monitoring Air Tanah dan Subsiden (MONAS). Ia mengungkapkan, sistem tersebut memberikan data terbaru bagi pihaknya untuk memantau cekungan air yang ada di Jakarta.

Dia menyampaikan, ada dua hal yang diduga menjadi penyebab tenggelamnya Ibu Kota, yakni naiknya permukaan air laut dan menurunnya permukaan tanah.

Anies menilai, penghentian pulau reklamasi merupakan langkah yang tepat untuk menyikapi terjadinya penurunan permukaan tanah di Ibu Kota. Hal tersebut berdasarkan hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan.

“Jadi ini adalah fakta yang membuat kita makin merasa yakin bahwa menghentikan, tidak meneruskan kegiatan reklamasi adalah langkah yang tepat untuk mengurangi dampak land subsidence,” ujarnya.

Anies berujar, berdasarkan penelitian yang dilakukan ilmuwan penginderaan jauh di East China Normal University, Dhirtiraj Sangupta menunjukkan, penurunan muka tanah di pulau artificial atau reklamasi berlangsung lebih cepat. Bahkan, ia menyebut, penurunan muka tanah di pulau reklamasi angkanya lebih dari 80 milimeter per tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement