Selasa 10 Aug 2021 16:53 WIB

Makna Hijrah Nabi Muhammad

Hijrah adalah saat seseorang meninggalkan yang buruk menuju upaya meraih yang baik

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Cendekiawan muslim Quraish Shihab
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Cendekiawan muslim Quraish Shihab

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Umat Islam di seluruh dunia tengah merayakan tahun baru Islam yang jatuh pada Selasa (10/8). Tahun baru ini ditandai dengan masuknya bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Dalam momen tahun baru Islam, erat kaitannya dengan hijrah Nabi Muhammad saw.

Pakar Tafsir Alquran Indonesia, Prof M. Quraish Shihab mengatakan hijrah adalah saat seseorang meninggalkan yang buruk karena tidak senang menuju upaya meraih yang baik. “Hijrah masih berlaku sampai sekarang. Dulu saat Nabi hijrah, dia tidak meninggalkan kota Makkah dengan hati senang melainkan terpaksa karena perlakuan buruk masyarakatnya,” kata Prof Quraish dalam video berjudul Betulkah Nabi Muhammad Hijrah pada Tahun Baru Islam di kanal Youtube Semua Murid Semua Guru.

Sebelumnya, Nabi sudah meminta para sahabatnya agar pergi berhijrah. Misal, Abu Bakar yang ingin berhijrah tapi Nabi menunggu sampai mendapat izin ada yang menemaninya. Sebelum hijrah, Nabi dan Abu Bakar menantinya dengan mempersiapkan beberapa hal.

Persiapan pertama adalah membeli dua ekor unta. Selain itu, mereka juga mencari petunjuk jalan yang belum pernah dipilih.

 

“Dalam konteks ini, hijrah Nabi merupakan langkah pertama pembentukan peradaban kota Madinah,” ujar dia. Banyak orang yang terlibat dalam hijrah Nabi. Ada Sayyidina Ali yang masih remaja, perempuan yang menyiapkan makanan untuk Nabi, ada orang yang ditugaskan untuk menghapus jejak perjalanan.

Sehingga dalam proses ini, hijrah Nabi tidak hanya mengandalkan Allah tapi juga dilakukan dengan banyak upaya. “Kita lihat yang terlibat tidak hanya orang tua, remaja, perempuan, tapi ada juga non-Muslim yang berperan sebagai petunjuk jalan,” ucap dia.

Momen tahun baru, baik tahun baru Islam atau tidak merupakan momen untuk mengingat pelajaran hijrah penting seperti yang dicontohkan oleh Nabi dan semua orang yang berperan.

“Yang menjadikan Sayyidina Umar setuju atau dia mengusulkan ini dijadikan kalender Islam supaya setiap buka lembaran penanggalan, umat Islam mengingat hijrah Nabi,” tambahnya. n Meiliza Laveda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement