Selasa 10 Aug 2021 14:08 WIB

BI: China & Thailand Turut Jadi Pemain Utama Ekonomi Syariah

Banyak negara berlomba menjadi pemain utama pengembangan ekonomi syariah.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi. BI menyebut, banyak negara berlomba mengembangkan sektor-sektor ekonomi syariah.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi. BI menyebut, banyak negara berlomba mengembangkan sektor-sektor ekonomi syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyebut saat ini negara-negara dengan mayoritas penduduk non-Muslim seperti China dan Thailand turut mengembangkan ekonomi syariah. Hal ini sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengatakan, saat ini sejumlah negara sedang berlomba-lomba untuk menjadi pemain utama pengembangan ekonomi syariah. Bahkan China telah menjadi negara pengekspor busana Muslim terbesar di dunia.

Baca Juga

"Negara-negara di dunia terus berlomba untuk menjadi pemain utama ekonomi syariah dalam rantai industri halal global. Ini jadi memacu semangat Indonesia terus untuk mengejar ketertinggalan," ujar Rosmaya saat acara Festival Ekonomi Syariah Sumatra secara virtual, Selasa (8/10).

Ia mengatakan, Thailand memiliki visi sebagai pemasok utama makanan halal di dunia. Sementara itu, Australia dan Brasil telah menjadi pemasok daging halal terbesar di dunia.

Lalu, Rosmaya menyebut Korea Selatan telah mendeklarasikan diri sebagai pusat wisata halal dunia. Kemudian, Inggris juga sudah dikenal sebagai pusat keuangan syariah di dunia.

"Oleh karena itu, Indonesia harus menjawab tantangan global tersebut dengan memperkuat ekosistem halal value chain dan menciptakan produk lokal berkualitas tinggi," ucapnya.

Ia menyebut, secara keseluruhan ekonomi syariah terkena dampak pandemi covid-19 pada tahun lalu. Tercatat, ekonomi syariah global terkontraksi 8,1 persen dan Indonesia terkontraksi 1,72 persen pada 2020.

Namun, Rosmaya mengklaim posisi Indonesia dalam ekonomi dan keuangan syariah dunia membaik dari tahun ke tahun. Dia mencontohkan State of the Global Islamic Economy 2020 mencatat Indonesia menduduki peringkat keempat dalam Global Islamic Economy Indicator Score.

"Pada 2020 Indonesia telah masuk top 10 di seluruh peringkat sektor industri halal global dengan keseluruhan pangsa-pangsa Indonesia sebesar 11 persen terhadap industri halal global," kata Rosmaya.

Lalu, posisi Indonesia dalam Islamic Finance Development Indicator (IFDI) naik ke peringkat dua pada 2020 lalu. Indonesia tepat berada di bawah Malaysia tahun lalu.

"Peningkatan tersebut didukung oleh peningkatan pengetahuan dan tata kelola ekonomi syariah keuangan Indonesia," kata Rosmaya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement