Senin 09 Aug 2021 21:22 WIB

Presiden Siapkan Strategi Jika Corona Bertahan Lama

Jika prediksi itu benar terjadi, maka manusia lah yang perlu menyesuaikan diri.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Mas Alamil Huda
Presiden Joko Widodo.
Foto: Antara/ Biro Pers - Muchlis Jr/hma
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan adanya kemungkinan virus corona akan bertahan cukup lama di muka bumi. Jika prediksi itu benar terjadi, maka manusia lah yang perlu menyesuaikan diri agar tetap bisa beraktivitas normal, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes).

Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengutip penjelasan presiden dalam rapat terbatas tingkat menteri sebelumnya. "Bapak Presiden memberikan arahan bahwa ke depannya mungkin besar bahwa virus ini akan hidup cukup lama bersama kita. Jadi arahan Bapak Presiden, kita harus memiliki road map bagaimana ke depan kalau memang virus ini hilangnya butuh waktu sampai tahunan," ujar Menkes Budi dalam keterangan pers, Senin (9/8) malam. 

Ada dua strategi utama yang disiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan bahwa Covid-19 butuh waktu lama untuk benar-benar lenyap. Pertama, penerapan prokes yang lebih masif melalui peran teknologi informasi atau secara digital. Kedua, peningkatan upaya pelacakan dan pemeriksaan terhadap seluruh kontak erat. 

Khusus untuk penerapan prokes, Budi melanjutkan, pemerintah sedang menyiapkan pilot project-nya. Dalam waktu dekat segera diterapkan penerapan prokes dengan memanfaatkan aplikasi Peduli Lindungi yang di dalamnya terekam data vaksinasi dan testing setiap penduduk. 

Digitalisasi protokol kesehatan ini nantinya akan menyasar enam sektor yang bersentuhan langsung dengan aktivitas utama masyarakat. Keenam sektor itu antara lain perdagangan (mal, pusat perbelanjaan, pasar); kantor dan kawasan industri; transportasi (darat, laut, udara); pariwisata (hotel, restoran, event); keagamaan; serta pendidikan. 

"Arahan presiden akan dipastikan prokes yang nantinya akan mendampingi kehidupan kita ke depan benar-benar bisa praktis, bisa juga digital atau berbasis IT. Sudah diputuskan juga oleh Presiden nantinya akan gunakan aplikasi Peduli Lindungi sebagai dasar," kata Menkes. 

Untuk tahap awal, mulai pekan depan akan dimulai penerapan syarat wajib vaksinasi bagi pengunjung mal dan pusat perbelanjaan di sejumlah kota besar di Indonesia. Budi menyampaikan, kebijakan ini sudah berkoordinasi dengan asosiasi pengelola pusat perbelanjaan. 

"Kita juga sudah mengintegrasikan transportasi udara. Setiap kali kita ceck in akan langsung ketahuan status vaksinasi dan PCR secara digital. Nanti semua aktivitas tersebut kalau mau masuk ke aktivitas tersebut harus ada proses screening yang akan menentukan apakah sudah divaksin atau belum," kata Budi. 

Bahkan nantinya, vaksinasi menjadi syarat bagi pengunjung restoran. Warga yang belum vaksinasi, ujarnya, masih tetap dilayani tapi dibebani kewajiban pelaksanaan protokol kesehatan lebih ketat. Misalnya, pengunjung yang sudah divaksinasi boleh duduk berempat dalam satu meja dan boleh lepas masker. Namun pengunjung yang belum divaksinasi hanya bisa duduk berdua, itu pun ruangannya diberikan di lokasi outdoor

"Sama seperti saat kita masuk ke restoran, ada daerah merokok atau tidak merokok. Bisa dibayangkan seperti itu," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement