Selasa 10 Aug 2021 01:15 WIB

Bawang Merah Asal Malaysia Banjiri Nunukan

Warga setempat lebih suka bawang lokal karena citra rasa dan baunya yang kuat.

Seorang petugas memeriksa tumpukan karung berisi bawang merah illegal asal Malaysia saat rilis kasus di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Rabu (15/1/2020).
Foto: Antara/Agus Alfian
Seorang petugas memeriksa tumpukan karung berisi bawang merah illegal asal Malaysia saat rilis kasus di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Rabu (15/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Bawang merah asal Malaysia dilaporkan membanjiri Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Informasi itu disampaikan Kasma, seorang pedagang bumbu masak di Pasar Inhutani pada Senin (9/8). 

Ia menyebutkan bawang merah asal negeri jiran Malaysia ini sudah mulai banyak dijual setelah Idul Adha 1442 H. Harganya pun ikut mengalami kenaikan dari Rp28 ribu per kilogram dan sekarang menjadi Rp30 ribu per kilogram.

Baca Juga

Masuknya bawang merah di Kabupaten Nunukan ikut berkontribusi atas kebutuhan masyarakat di daerah itu. Ia menyatakan bawang merah asal Malaysia pernah lama tidak ada di pasar-pasar Kabupaten Nunukan. "Masuk lagi (bawang merah Malaysia) setelah lebaran (Idul Adha 1442H)," jelas dia.

Kasma menuturkan bawang merah asal Malaysia berwarna coklat tua dan ukurannya lebih besar dari produksi dalam negeri. Namun, cita rasanya tidak sama dengan bawang merah dalam negeri. "Bawang merah Malaysia ini baunya kurang dibandingkan bawang merah dari Sulawesi (Selatan)," ungkap dia.

Sementara pedagang lain bernama Suardi mengaku tidak menjual bawang merah asal Malaysia karena kurang diminati oleh masyarakat setempat. "Saya tidak pernah jual bawang merah Malaysia karena kurang orang yang mau beli," ucap dia.

Hanya saja, bawang merah asal Sulsel yang dijual selama ini seringkali kehabisan stok sehingga berusaha mendapatkan dari agen-agen yang punya stok simpanan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement