Senin 09 Aug 2021 15:36 WIB

Pemanfaatan IOT Makin Meningkat Pesat

Penggunaan IOT di sektor kesehatan, pertanian dan energi meningkat di masa pandemi.

Ketua Umum Asosiasi IOT Indonesia (ASIOTI), Teguh Prasetya.
Foto: istimewa/doc pri
Ketua Umum Asosiasi IOT Indonesia (ASIOTI), Teguh Prasetya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Selama masa pendemi Covid-19, pemanfaatan Internet of Things (IOT) di Indonesia masih meningkat pesat. Contohnya untuk smart building dan smart home baik untuk memudahkan akses, meningkatkan security, monitoring hingga entertainment-nya.

"Di sektor industri pemanfaatan IOT juga meningkat sejalan dengan otomasi dan remote production yang saat ini menjadi keharusan untuk tetap bisa memantau hingga mengontrol mesin produksinya," kata Ketua Umum Asosiasi IOT Indonesia (ASIOTI), Teguh Prasetya.

Menurut Teguh, ada tiga sektor yang tumbuh pesat dalam menggunakan perangkat yang terhubung dengan internet atau IOT saat pandemi, yakni kesehatan, pertanian dan energi.

Digital healthcare tumbuh dengan demikian pesat, misalnya untuk mulai ke retail market thermal detection, kemudian remote monitoring tumbuh dengan pesat,” ujarnya. Demikian pula di sektor kesehatan yg digunakan untuk tindakan preventif,  penanganan dan pemantauan.

 

"Peningkatan juga terjadi di sektor pertanian dan peternakan yang membantu untuk menurunkan biaya operasional,  meningkatkan kapasitas produksi hingga meningkatkan penjualannya,” papar dia.

Teguh menilai dukungan pemerintah, seperti Kementerian perindustrian, Kominfo,  Kemenaker dan lainnya,  dalam pengembangan ekosistem IOT cukup besar. Antara lain sosialisasi dan edukasi dan pembinaan, baik kepada industri, masyarakat hingga pemasok.

Demikian juga dukungan regulasi mulai dari terbitnya KM 1 2019- Kominfo, PM 300-2020 untuk SKKNI IOT dari Kemenaker serta SNI IOT tahun 2020 dari BSN.

Ia menyebut anggota ASIOTI, yakni PT Miota International Technologi, sudah berhasil menerapkan smart meter listrik dua arah sebanyak 50.000 rumah di daerah Musi Banyuasin bekerjasama dengan PLN dan BUMD setempat, yakni PT Muba Electric Power (MEP).

Dengan smart meter dua arah yang diaplikasi PT Miota, menurut dia,  penggunaan listrik juga dapat dimonitor secara terbuka baik oleh penyedia maupun pelanggan listrik. Dampaknya berupa kemudahan cara bayar dan kepastian soal biaya yang dibayarkan pelanggan, mencegah penyelewengan akses dan distribusi listrik, dan mengurangi tunggakan tagihan pelanggan. Karena sistem pembayarannya terkoneksi melalui aplikasi di piranti bergerak (mobile) yang dikelola PT Miota.

Teguh meyakini keberhasilan PT Miota mengelola kelistrikan pelanggan PLN di Musi Banyuasin ini akan menjadi proyek percontohan bagi PLN di seluruh Indonesia.  "Setelah smart meter listrik, tentunya sektor smart meter air minum dan smart meter gas yang sudah ada standardisasi SNI-nya juga menjadi target berikutnya," tambah dia.

Diperkirakan ke depan dengan dukungan pengembangan teknologi baru di bidang chipset, sensor, perangkat, jaringan, platform hingga aplikasinya untuk semua sektor tuntutan untuk pemanfaatan IOT akan semakin meningkat. Baik baik rumahtan tagga, industri dan terutama pemerintahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement