Senin 09 Aug 2021 05:31 WIB

Kadisdik: 120 Guru di Kaltim Meninggal karena Covid-19

Kondisi ini semakin membuat dunia pendidikan di Kaltim berat.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur Anwar Sanusi mengatakan sebanyak 120 tenaga pendidik (guru) di Kaltim meninggal dunia karena terpapar positif Covid-19. (Foto: Ilustrasi Covid-19)
Foto: PixaHive
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur Anwar Sanusi mengatakan sebanyak 120 tenaga pendidik (guru) di Kaltim meninggal dunia karena terpapar positif Covid-19. (Foto: Ilustrasi Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur Anwar Sanusi mengatakan sebanyak 120 tenaga pendidik (guru) di Kaltim meninggal dunia karena terpapar positif Covid-19. Ia mengatakan mayoritas para guru yang meninggal adalah tenaga pendidik di sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tersebar di kabupaten dan kota di Kaltim.

"Terhitung mulai Maret 2020 awal virus Corona masuk Kaltim hingga per 27 Juli lalu, sebanyak 120 guru kita meninggal dunia," kata Kadisdikbud Kaltim Anwar Sanusi di Samarinda, Ahad (8/8).

Baca Juga

Kondisi ini, menurut Anwar Sanusi, semakin memberatkan dunia pendidikan Kaltim. "Satu sisi kami masih kekurangan jumlah tenaga pendidik, namun faktanya banyak guru yang berkurang karena meninggal terpapar Covid-19 dan juga pensiun (purna tugas)," kata Anwar.

Kadisdikbud ini pun menyebutkan guru di Kaltim yang berstatus PNS masih sedikit jumlahnya atau masih kurang 700 orang. Ia mengatakan jika tahun ini ada penambahan 400 guru dari P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), maka masih kekurangan 300 guru.

"Masih kurang jumlahnya. Ini pun belum dikurangi 120 guru yang telah meninggal dunia," ujarnya lagi.

Sebab ini, tidak salah kalau Gubernur Isran Noor sangat berhati-hati dan belum memberi lampu hijau bagi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah-sekolah. "Kita sedih kondisi ini. Tapi itu jadi kehati-hatian kita dengan guru. Termasuk jaminan keselamatan anak didik kita jika tetap melakukan sekolah tatap muka," kata Anwar Sanusi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement