Ahad 08 Aug 2021 18:03 WIB

Kasus Melonjak, RS di NTB Alami Kelangkaan Oksigen

Pemerintah pusat diharapkan beri perhatian khusus terhadap Covid-19 di luar Jawa. 

Rep: Fauziah Mursid / Red: Ratna Puspita
Rumah sakit di Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai kesulitan mendapat pasokan oksigen untuk kebutuhan medis. Kelangkaan ini seiring dengan terus melonjaknya angka kasus Covid-19 di NTB dalam beberapa waktu terakhir. (Ilustrasi Kasus Covid-19 Tinggi)
Foto: republika
Rumah sakit di Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai kesulitan mendapat pasokan oksigen untuk kebutuhan medis. Kelangkaan ini seiring dengan terus melonjaknya angka kasus Covid-19 di NTB dalam beberapa waktu terakhir. (Ilustrasi Kasus Covid-19 Tinggi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah sakit di Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai kesulitan mendapat pasokan oksigen untuk kebutuhan medis. Kelangkaan ini seiring dengan terus melonjaknya angka kasus Covid-19 di NTB dalam beberapa waktu terakhir.

Angka tambahan kasus harian Covid-19 di NTB terus meningkat selama beberapa waktu terakhir. Data dari Satgas Penanganan Covid-19 per 7 Agustus 2021 menunjukan ada 272 kasus di NTB.

Baca Juga

Akibatnya, kebutuhan oksigen baik di rumah sakit, klinik maupun pribadi provinsi tersebut juga ikut meningkat. "Yang jadi masalah adalah langkanya oksigen saat ini, kebetulan di RS saya (berdinas) oksigen sentral sudah habis seminggu lebih ini, dan sekarang diperbantukan menggunakan oksigen tabung dan itu pun sangat limit, kejadian ini hampir di semua RS di NTB," kata salah satu tenaga kesehatan rumah sakit di NTB Denuna Enjana kepada Republika, Ahad (8/8).

Denuna mengungkapkan, kelangkaan oksigen ini terjadi di rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. Ini juga membuat rumah sakit yang membuat kebijakan selektif memilih pasien.

Ia menyebut, beberapa RS swasta bahkan mengumumkan terpaksa tidak menerima pasien Covid-19 karena tidak ada oksigen. Sementara, ada juga rumah sakit yang menerapkan kebijakan ruang operasi sementara hanya melayani kasus emergency dan kasus elektif ditunda sementara.

"Kami bener-bener memilih pasien untuk dirawat, terutama yang membutuhkan oksigen. Karena tingkat pasien yang datang ke UGD sangat tinggi dan rata-rata kasusnya berat, sehingga membutuhkan oksigen yang banyak," ujarnya.

Karena itu, ia berharap masalah kelangkaan oksigen di NTB ini bisa segera teratasi, di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang terus meningkat. Apalagi saat ini, Pemerintah Provinsi NTB juga sudah membuat Satgas khusus oksigen.

Ia berharap bisa mempercepat proses distribusi oksigen ke wilayah NTB untuk menjamin ketersediaan oksigen. "Saya harapkan masalah oksigen segera terpecahkan, karena kalo tidak bakal jadi second disaster, korban akan berjatuhan banyak baik dari pasien Covid maupun pasien non Covid, dan tindakan yang nyata harus cepat dilaksanakan, jangan dibuat bertele-tele masalah birokrasi," kata Denuna yang berprofesi sebagai dokter tersebut.

Ia juga berharap pemerintah pusat juga memberi perhatian khusus terhadap penanganan Covid-19 di wilayah luar Jawa. Ini karena tren peningkatan kasus Covid-19 luar Jawa mulai meningkat tajam.

"Kalau bisa proses distribusi oksigen ini dipercepat, agar masalah bisa teratasi, dan ini membutuhkan perhatian lebih dari pusat," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement