Ahad 08 Aug 2021 12:41 WIB

Kim Jong-un Kerahkan Militer Bantu Wilayah Terdampak Banjir

Pengerahan militer dilakukan di tengah kekhawatiran atas krisis ekonomi Korut

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un
Foto: EPA-EFE/KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Ahad (8/8) telah mengerahkan militer untuk membantu daerah yang terdampak hujan lebat. Media pemerintah melaporkan, pengerahan militer dilakukan di tengah kekhawatiran atas krisis ekonomi dan kekurangan pangan.

Komisi Militer Pusat Partai Pekerja yang berkuasa mengadakan pertemuan di provinsi timur Hamgyong Selatan, untuk membahas kerusakan dan pemulihan dari hujan. Kantor berita resmi KCNA melaporkan, Kim tidak menghadiri pertemuan itu. Tetapi pejabat partai menyampaikan pesan Kim bahwa, militer harus mulai mengerahkan bantuan dan menyediakan pasokan yang diperlukan di wilayah tersebut.

Baca Juga

"Juga ditekankan bahwa dia menyerukan kebangkitan dan membangkitkan pejabat (partai) untuk melancarkan kampanye pemulihan dengan terampil dan pantang menyerah," kata KCNA.

KCNA tidak merinci tingkat kerusakan akibat hujan, tetapi mengatakan komisi militer mengeksplorasi langkah-langkah darurat untuk membangun kembali daerah yang dilanda bencana. Hal itu termasuk menstabilkan kehidupan masyarakat, mencegah virus corona dan meminimalkan kerusakan tanaman.

Pada Juni lalu, Kim mengatakan, Korea Utara menghadapi krisis pangan. Krisis itu dipicu oleh pandemi virus corona dan topan pada tahun lalu. Bank sentral Korea Selatan mengatakan, ekonomi Korea Utara mengalami kontraksi terbesar dalam 23 tahun pada 2020.

Sejauh ini, Korea Utara belum mengkonfirmasi kasus Covid-19. Namun, negara tersebut telah menutup perbatasan, menghentikan perdagangan dan memberlakukan tindakan pencegahan yang ketat. Korea Utara melihat pandemi sebagai masalah kelangsungan hidup nasional. Anggota parlemen Korea Selatan mengatakan, Korea Utara membutuhkan sekitar 1 juta ton beras, karena cadangan beras militer dan darurat telah habis. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement