Ahad 08 Aug 2021 06:51 WIB

Baliho Elit Parpol Bertebaran, Pengamat: Narsisme Politikus

Pengamat menilai percuma pasang banyak baliho tanpa kerja nyata.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bayu Hermawan
Adi Prayitno
Foto: Nawir Arsyad Akbar / Republika
Adi Prayitno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, mengingatkan para politikus agar lebih cermat dan berhati-hati ketika akan memasang baliho. Ia mengungkapkan dampak negatif baliho bagi para politikus.

Saat ini, baliho sejumlah politikus yang diprediksi bertarung di Pilpres 2024 mulai tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Mereka diantaranya ialah Puan Maharani, Airlangga Hartanto dan Muhaimin Iskandar.

Baca Juga

"Baliho itu paradoks karena bisa jadi nyerang balik. Lihat saja pembicaraan di media sosial (medsos)," kata Adi kepada Republika.co.id, Sabtu (7/8).

Argumentasi Adi bukan tanpa dasar. Politikus yang memasang baliho memang menuai cibiran dan cacian di medsos. Pasalnya mereka mengabaikan kesulitan rakyat di saat pandemi Covid-19 dan malah asyik sendiri dengan hasrat kekuasaan.

"Kalau nggak dibarengi kerja nyata maka kontraproduktif. Mereka akan dikenal publik tapi nadanya negatif. Mereka dianggap tidak sensitif situasi sekarang banyak orang kesusahan," ujarnya.

Oleh karena itu, Adi menyarankan supaya politikus tak sekedar pasang baliho, tapi turut memberi solusi atas kesulitan masyarakat. Bila tak demikian, ia ragu pemasangan baliho secara masif bakal berdampak positif bagi si politikus.

"Baliho cara kerja politik bagian dari narsisme dan eksistensi yang dilakukan politikus. Tapi hanya menyasar ruang kosong kalau nggak ada kerja nyata terkait pandemi. Jangan dompleng isu pandemi kalau nggak kasih solusi ke masyarakat," ucap Adi.

Sebelumnya, salah satu senior dan pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Abdillah Toha menyindir pemasangan baliho Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Padahal, rakyat tengah menderita akibat pandemi Covid-19.

"Halo Puan, Erlangga (Ketum Golkar), Muhaimin, AHY, apa tidak risih dan malu memajang gambar diri besar-besar di sekujur Indonesia bersaing untuk pilpres yang masih 3 tahun lagi," cuit Abdillah lewat akun Twitter pribadinya yang sudah dikonfirmasi, Jumat (6/8).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement