Sabtu 07 Aug 2021 07:54 WIB

Pemkot Bogor Sudah Salurkan 17.200 Paket Bantuan ke Warga

Menurut Bima Arya, banyak buruh harian, pekerja lepas, dan karyawan yang dirumahkan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor, Selasa (27/4).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor, Selasa (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bantuan posko logistik Covid-19 Kota Bogor terus mengalirkan bantuan selama satu bulan terakhir, sejak didirikan pada awal PPKM Darurat diterapkan. Tercatat, sekitar 17.200 paket bantuan dibagikan kepada masyarakat Kota Bogor yang terdampak PPKM dan menjalani isolasi mandiri (isoman).

"Dari hari pertama sudah dibagikan. Sudah 16 ribu paket kita bagikan. Per hari ini ada 17.200," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (6/8).

Bima menyampaikan, beberapa waktu lalu stok logistik di posko yang terletak di Gedung Wanita tersebut sempat menipis. Hanya saja, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mendapat bantuan dari banyak pihak.

Dia menyebutkan, mulai dari pusat perbelanjaan, bank, bahkan termasuk individu datang untuk memberikan sumbangan ke posko logistik Covid-19 Kota Bogor.  Sumbangan tersebut pun langsung dibagikan melalui kelurahan masing-masing.

Selain itu, kata Bima, aparatur sipil negara (ASN) di Kota Bogor juga turut memberikan sumbangan melalui gerakan ASN Peduli. Para ASN memberi makanan dari warung milik usaha mikro kecil menengah (UMKM) di setiap kelurahan, dan dibagikan kepada warga yang membutuhkan.

"Itu gerakan yang kita dorong selama masa PPKM, di luar skema dari Kementerian Sosial yang terus mengalir. Ini membuktikan bahwa solidaritas kita luar biasa dalam melawan pandemi," ucap politikus PAN tersebut.

Berdasarkan data yang ada, tidak seluruh warga yang isoman diberikan bantuan. Hal itu karena sudah ada di antara mereka yang tergolong berkecukupan. "Kita fokus ke wilayah yang memang warga isoman ini kesulitan untuk mendapatkan bantuan logistik," jelas Bima.

Dia menambahkan, PPKM masih belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Di samping itu, terlihat kebutuhan warga masih sangat tinggi untuk dibantu. Misalnya, kata Bima Arya, buruh harian, pekerja lepas, dan karyawan yang dirumahkan dengan jumlah yang cukup banyak. Sementara APBD Kota Bogor 2021 terbatas.

"APBD ini kan delapan persen kita alokasikan untuk insentif nakes, operasional PPKM, RW siaga, vaksin, semua di situ. Sementara kalau bansos ini kan dari pusat, Kementerian Sosial," ujar Bima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement