Jumat 06 Aug 2021 16:51 WIB

Ambisi Joe Biden Soal Penjualan Mobil Listrik di AS

AS menargetkan untuk dapat menghadirkan 500 ribu charging station hingga 2030.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Mobil Listrik
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Mobil Listrik

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) jadi salah satu negara yang agresif dalam mendorong penerapan kendaraan listrik. Presiden pun terus meneratakpan sejumlah strategi dan target terkait penerapan electric vehicle (EV).

Dikutip dari Car and Driver pada Jumat (6/8), Joe Biden menginginkan agar 50 persen penjualan mobil baru merupakan penjualan yang disumbang oleh EV. Diharapkan, target itu mampu tercapai pada 2030.

Baca Juga

Sejumlah pabrikan pun sepakat dengan rencana itu. Bahkan, regulasi ini akan dilengkapi dengan hukuman bagi pabrikan yang tak mampu mencapai target tersebut pada 2030.

Rancangan regulasi itu pun diharapkan membuat pabrikan berlomba dalam mendorong penjualan EV. Sejumlah pabrikan yang siap untuk mendukung kebijakan itu diantaranya adalah BMW, Ford, General Motors, Honda, Toyota, Volkswagen dan Volvo.

Saat ini, penjualan EV di AS berkontribusi sekitar 3 persen dari total sales. Artinya, beragam upaya perlu dilakukan untuk mendongkrak porsi penjualan dengan signifikan dalam tempo sembilan tahun.

AS juga telah membekali diri dengan anggaran yang memadai. AS telah mempersiapkan anggaran yang digunakan untuk pengembangan EV sekitar 150 miliar dolar AS.

Anggaran itu rencananya akan digunakan untuk kegiatan kampanye EV, pembangunan charging station dan sejumlah keperluan laninya.

Lewat anggaran itu, masyarakat juga akan semakin dimanjakan dengan insentif dalam pembelian EV. Selanjutnya, dengan adanya stasiun pengisian ulang baterai yang semakin banyak, maka penggunaan EV pun dapat kian fleksibel.

Dengan anggaran ini, AS menargetkan untuk dapat menghadirkan 500 ribu charging station hingga 2030.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement