IHRAM.CO.ID, BEN NAVIS – Kelompok pejalan kaki Muslim Inggris berencana mendaki gunung tertinggi di Inggris, Ben Nevis untuk mengumpulkan dana amal dan mengirim pesan anti-kebencian. Acara penggalangan dana tersebut dilakukan setelah aksi kelompok sayap kanan mengibarkan spanduk “White Life Matter” di gunung tertinggi itu.
“Saya benar-benar terkejut dan jijik mendengar kelompok rasis Patriotic Alternative yang memanjat Ben Nevis pada akhir pekan untuk memperlihatkan spanduk raksasa bertuliskan kata rasis,” kata Pendiri Muslim Hikers Haroon Mota.
Menurut Mota, kelompok rasis itu hanya menunjukkan betapa ekstremnya dan berusaha menyingkirkan semua orang kecuali orang kulit putih dari Inggris. Mota dapat membayangkan betapa buruknya aksi itu terhadap kelompok minoritas di Inggris.
Selama pendakian, Mota mengatakan pihaknya juga mengundang non-anggota untuk bergabung dalam perjalanan amalnya pada akhir pekan liburan Agustus ini untuk melawan intoleransi.
“Salah satu alasan saya mendirikan Muslim Hikers adalah untuk mendukung keragaman. Kami bekerja keras untuk menciptakan budaya percaya diri di alam terbuka dengan mengatasi hambatan yang menghalangi,” ujar dia.
Dilansir About Islam, Jumat (6/8), tindakan rasis yang dilakukan oleh beberapa oknum di alam terbuka kata dia akan mengganggu bagi mereka yang pergi hanya untuk menikmati alam. Pihaknya mendesak semua orang untuk berdiri bersamanya melawan oknum-oknum yang mempromosikan pandangan diskriminatif.
“Tidak ada tempat untuk rasisme dan tidak ada toleransi untuk diskriminasi,” tambahnya.
Uang yang terkumpul selama acara tersebut akan disumbangkan ke badan amal Penny Appeal yang akan mengarahkan untuk bantuan di Palestina. Sebagian besar Muslim di Skotlandia adalah anggota keluarga yang bermigrasi pada dekade terakhir abad ke-20.
Menurut sensus 2011, populasi Muslim sekitar 76.737 orang, hampir 1,4 persen dari populasi Skotlandia. Muslim di Skotlandia adalah populasi yang beragam secara etnis, seperti dari Pakistan 58 persen, 16,8 persen adalah orang Afrika dan Timur Tengah, sementara 7,8 persen adalah orang Eropa kulit putih.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
