Jumat 06 Aug 2021 11:31 WIB

BRI Salurkan Kredit Rp 929,40 Triliun pada Semester I 2021

Segmen kredit mikro BRI tumbuh 17 persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Logo Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Foto: Antara
Logo Bank Rakyat Indonesia (BRI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp 929,40 triliun pada semester satu 2021. Adapun realisasi ini tumbuh dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 922,97 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pertumbuhan kredit yang tumbuh positif dan di atas rata rata industri perbankan nasional. Jika dirinci lebih lanjut, kredit mikro sebesar Rp 366,56 triliun atau tumbuh 17 persen yoy. 

“Hal ini memperkuat komitmen BRI untuk fokus dalam pengembangan bisnis mikro dengan komposisi kredit mikro mencapai 39,44 persen dari total penyaluran kredit BRI. Hal ini juga on the track menuju komposisi kredit mikro minimal 45 persen pada 2025,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Jumat (6/8).

Menurutnya pencapaian ini membuat proporsi kredit UMKM meningkat menjadi 80,62 persen dibanding 78,58 persen pada periode yang sama tahun lalu. Selain kredit mikro, kredit konsumer tumbuh 3,54 persen menjadi sebesar Rp 145,94 triliun pada akhir kuartal dua 2021.

Perseroan pun mampu menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dengan baik. Tercatat NPL pada akhir kuartal dua 2021 sebesar 3,30 persen dengan NPL Coverage mencapai 254,84 persen. 

“Keberhasilan BRI menjaga NPL tak lepas dari kian landainya tren restrukturisasi kredit terdampak Covid. Per akhir Juni 2021 tercatat outstanding kredit restrukturisasi akibat Covid sebesar Rp 175,16 triliun atau telah turun sebesar Rp 56,3 triliun dari total akumulasi kredit restrukturisasi,” ungkapnya.

Dari sisi liabilities, BRI mampu mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 2,23 persen yoy atau sebesar Rp. 1.096,45 triliun pada akhir Juni 2021. Kemudian dana murah masih mendominasi struktur pendanaan perseroan sebesar 59,56 persen atau tumbuh signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 55,81 persen. 

“Keberhasilan BRI dalam meningkatkan proporsi dana murah membuat biaya dana atau cost of fund menjadi turun, dari semula 3,54 persen pada akhir kuartal dua 2020 menjadi 2,18 persen pada akhir kuartal dua 2021,” imbuh Sunarso.

Menurutnya pertumbuhan kredit yang positif disertai membaiknya kinerja cost of fund membuat pendapatan bunga bersih (net interest income) tumbuh dengan baik. Kinerja BRI yang prudent juga tercermin dari rasio loan to deposit ratio (LDR) maupun capital adequacy ratio (CAR) yang berada pada angka ideal. LDR pada akhir Juni 2021 sebesar 84,77 persen, sedangkan CAR pada periode yang sama sebesar 19,98 persen.

“Perseroan optimistis mampu menjaga pertumbuhan yang kuat dan sustainable masa mendatang dengan tetap berhati-hati dalam mengelola dampak pandemi, salah satunya dengan disiplin membentuk pencadangan yang memadai,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement