Jumat 06 Aug 2021 06:16 WIB

Dendam Kesumat Abdullah bin Ubay Saat Nabi Hijrah ke Madinah

Abdullah bin Ubay hanya bisa menyimpan kekufuran di dalam batinnya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Dendam Kesumat Abdullah bin Ubay Saat Nabi Hijrah ke Madinah
Foto: Pixabay
Dendam Kesumat Abdullah bin Ubay Saat Nabi Hijrah ke Madinah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tatkala Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, kondisi masyarakat kala itu belum sepenuhnya meyakini risalah maupun kepemimpinan Nabi. Bahkan salah satu tokoh musyrik, Abdullah bin Ubay, memiliki dendam kesumat kepada Nabi.

Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam kitab Sirah Nabawiyah menjelaskan orang-orang musyrik menetap di beberapa kabilah di Madinah. Kondisi mereka saat Nabi pertama kali hijrah adalah tidak mampu berkuasa atas orang-orang Muslim.

Baca Juga

Di antara mereka ada pula yang dirasuki keragu-raguan untuk meninggalkan agama nenek moyangnya. Namun, mereka tidak pernah berpikir memusuhi Islam dan orang-orang Muslim. Tak seberapa lama, kemudian mereka pun masuk Islam dan melepaskan agamanya yang lampau.

Namun demikian, sebenarnya di antara mereka ada juga yang menyimpan dendam kesumat terhadap Nabi dan orang-orang Muslim. Tetapi mereka tidak berani menyatakannya, dan bahkan mereka terpaksa menampakkan kecintaan dan kesukaan lantaran beberapa pertimbangan.

Tokoh kelompok itu adalah Abdullah bin Ubay. Dendam yang tumbuh di dalam hati Abdullah bin Ubay lantaran sebelum Nabi hijrah ke Madinah, tepatnya usai perang Buats, Abdullah bin Ubay hendak diangkat menjadi raja oleh suku Aus dan Khazraj. Dua suku itu sudah sepakat mengangkat dirinya menjadi pemimpin.

Padahal sebelumnya, mereka tidak pernah berpikir mengangkat seseorang sebagai pemimpin. Bahkan untuk maksud ini, mereka sudah merancang mahkota untuk disematkan di kepala Abdullah bin Ubay. Namun, sebelum sempat ia menjadi raja bagi seluruh penduduk Madinah, tersiar kabar tentang kedatangan Rasulullah SAW.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement