Kamis 05 Aug 2021 17:07 WIB

Chatib Basri Usul Beri Bansos Bagi Warga yang Divaksinasi

Ini agar ada insentif bagi orang yang mau vaksinasi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Ekonom senior dan mantan Menteri Keuangan Chatib Basri. Chatib mengusulkan pemberian insentif bansos bagi warga yang mau divaksinasi sehingga herd immunity bisa cepat dicapai.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ekonom senior dan mantan Menteri Keuangan Chatib Basri. Chatib mengusulkan pemberian insentif bansos bagi warga yang mau divaksinasi sehingga herd immunity bisa cepat dicapai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior M Chatib Basri  mengusulkan, vaksinasi menjadi syarat bagi penerima bantuan sosial (bansos) berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT). Hal itu demi mempercepat program vaksinasi.

"Bagaimana kalau orang mau dapat bansos harus vaksin dahulu? Jadi prosesnya lebih cepat. Saya asumsikan suplai vaksinnya bisa kita penuhi, sehingga ada insentif bagi orang yang mau vaksinasi," ujar Chatib dalam Dialog Ekonomi, Kamis (5/8).

Baca Juga

Menurutnya, percepatan vaksinasi sangat penting demi mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok. "Kalau herd immunity tercapai, maka bisa kita ulangi pertumbuhan ekonomi seperti kuartal dua 2021," ujar dia.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun ini menembus 7,07 persen year on year (yoy). Sebelumnya pada periode sama tahun lalu pertumbuhan ekonomi terkontraksi 5,3 persen.

Chatib menjelaskan, kenaikan pertumbuhan itu dikarenakan konsumsi rumah tangga yang meningkat berkat mulai tingginya mobilitas sejak kasus Covid-19 menurun setelah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Ketika mobilitas dibuka, dari April sampai Juni ekonomi bergerak," kata mantan menteri keuangan itu.

Masalahnya, sambung Chatib, Indonesia selalu dilema. Hal itu karena, jika mobilitas dibuka terlalu jauh, berisiko meningkatkan kasus Covid-19, sehingga pandemi atau kasus Covid-19 kembali tinggi seperti sekarang. "Jadi harus diketatkan lagi, jadi ini soal bagaimana mendorong ekonomi dan pastikan ini aman," ucap dia. 

Ia pun mencontohkan kinerja ekonomi di beberapa negara. Di Amerika Serikat, kinerja ekonomi di kawasan yang persentase vaksinnya sudah mencapai 50 persen baik-baik saja. Sementara di kawasan yang persentase vaksinnya masih rendah, kinerjanya agak sulit.

Hal serupa juga terjadi di beberapa negara Eropa dan China. Karena itu, kata Chatib, bila Indonesia mau menjaga pemulihan ekonomi ke depan, pertama, solusinya menjaga protokol kesehatan.

"Tapi dalam soal disiplin protokol kesehatan, kita enggak sebaik Singapura atau Vietnam. Maka solusi kedua, percepat vaksinasi, ini sangat penting," kata Chatib.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement