Kamis 05 Aug 2021 07:40 WIB

Pariwisata Halal Mampu Ciptakan Lapangan Kerja

Indonesia menempati posisi kesembilan dalam konteks pariwisata halal.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengurus masjid menyiapkan takjil di halaman Masjid Al-Hakim, Padang, Sumatera Barat, Kamis (15/4/2021). Masjid Al-Hakim yang merupakan ikon wisata halal di kota itu menyediakan sebanyak 150 paket buka puasa setiap hari selama bulan Ramadhan.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pengurus masjid menyiapkan takjil di halaman Masjid Al-Hakim, Padang, Sumatera Barat, Kamis (15/4/2021). Masjid Al-Hakim yang merupakan ikon wisata halal di kota itu menyediakan sebanyak 150 paket buka puasa setiap hari selama bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengajak akademisi mengembangkan pariwisata halal nasional. Sebab, sektor tersebut memiliki potensi besar membantu penciptaan lapangan kerja di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Sandiaga dalam webinar nasional sekaligus pelantikan pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Komisariat UIN Sultan Syarif Kasim Riau periode 2020-2023, Rabu (4/8).

Baca Juga

"Saya selalu bangga, karena ISEI selalu memberikan pemikiran-pemikiran yang bernas, pemikiran yang membuka khazanah kita dalam menghadirkan solusi di tengah permasalahan yang dihadapi bangsa ini, terutama permasalahan ekonomi," kata Sandiaga seperti dikutip dalam siaran pers, Kamis (5/8).

Sandiaga mengatakan, pihaknya kini tengah fokus dalam penambahan layanan. Termasuk dalam subsektor pariwisata halal. Penambahan layanan tersebut mengacu kepada tiga konsep, yakni need to have (harus untuk dimiliki), good to have (baik untuk dimiliki) dan nice to have (senang untuk dimiliki).

Besarnya potensi wisata halal yang dimiliki Indonesia merujuk peringkat Indonesia dalam World Travel and Tourism Console Index tahun 2018. Indonesia, diungkapkannya menempati posisi kesembilan di dunia dan nomor satu di Asia Tenggara.

Sedangkan, berdasarkan Globaly Economy Report, terdapat lima negara muslim di dunia yang memiliki potensi wisata halal terbesar, yaitu Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait dan Indonesia.

"Namun, pandemi covid-19 memicu kemerosotan. Kontribusi sektor parekraf yang sudah hampir menyentuh lima persen terhadap ekonomi nasional itu pun kini anjlok," ujarnya.

Alasannya karena wisatawan mancanegara turun 75 Persen dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. "Pandemi covid-19 ini merupakan kemunduran, tapi kami yakin di balik kesulitan ada kemudahan secara bersamaan," katanya menambahkan.

Adapun total potensi pariwisata halal yang dimiliki Indonesia pun disebutkannya sangat luar biasa. Tercatat ada lebih dari 1,6 triliun dolar AS dan sudah membuka peluang bagi industri global pariwisata atas kebutuhan yang berkualitas dari wisatawan Muslim.

"Karena itu mari kita beradaptasi dan berkolaborasi, bukan hanya kita mendorong hotel halal atau transportasi halal, kita juga mendorong paket wisata halal dan keuangan halal," kata dia.

Ia berharap, pelaku usaha parekraf dapat bertahan dan kembali membuka lapangan kerja bagi jutaan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor parekraf. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement