Rabu 04 Aug 2021 23:52 WIB

Cakupan Kekebalan Kelompok Warga Mataram Tertinggi di NTB

Pemkot Mataram menyebut cakupan kekebalan di wilayahnya 52,75 persen

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Sinovac kepada seorang mahasiswa saat vaksinasi COVID-19 di Universitas Pendidikan Mandalika, Mataram, NTB, Rabu (4/8/2021). Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, per tanggal (3/8) tercatat jumlah penduduk Indonesia yang telah divaksinasi COVID-19 mencapai 21.436.908 orang.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Sinovac kepada seorang mahasiswa saat vaksinasi COVID-19 di Universitas Pendidikan Mandalika, Mataram, NTB, Rabu (4/8/2021). Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19, per tanggal (3/8) tercatat jumlah penduduk Indonesia yang telah divaksinasi COVID-19 mencapai 21.436.908 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota Mataram, menyebutkan, cakupan kekebalan kelompok atau herd immunity warga Kota Mataram saat ini tertinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan capaian 52,75 persen dari target 70 persen.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Rabu, mengatakan, cakupan kekebalan kelompok ini merupakan cakupan vaksinasi COVID-19 untuk Kota Mataram, karena berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi NTB per tanggal 3 Agustus 2021, tercatat 52,75 persen atau 166.459 jiwa dari target sasaran 300 ribu jiwa.

"Sementara untuk kabupaten/kota lainnya, masih berada pada di bawah 40 persen. Harapan kita, cakupan herd immunity di Mataram bisa terus ditingkatkan dan semoga target 70 persen bisa tercapai pada akhir Agustus 2021," katanya.

Dikatakan, untuk mencapai target tersebut Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, saat ini sedang melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 untuk usia 12 tahun ke atas dan memprioritaskan layanan dosis vaksin kedua. Percepatan vaksinasi itu didukung dengan telah diterimanya 500 vial atau 50 ribu dosis vaksin COVID-19 jenis Sinovac dan Moderna oleh Dinkes Kota Mataram, yang kemudian disebar pada 11 puskesmas dan rumah sakit yang melayani vaksinasi COVID-19.

"Karena itu, kita harapkan masyarakat yang belum mendapatkan vaksin, agar segera datang ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat," katanya. Menurutnya, 50.000 dosis vaksin COVID-19 yang diterima saat ini diprioritaskan untuk pemberian dosis kedua, agar pemberian vaksin bisa sesuai jadwal.

"Jangan sampai yang sudah divaksin dosis pertama, melewati batas waktu sehingga bisa berdampak pada penurunan imun tubuh," katanya. Sementara, menurut dia, untuk pelayanan vaksin tahap pertama saat ini masih dibatasi baik itu di puskesmas maupun di rumah sakit. 

Pertimbangannya, untuk menghindari kerumunan. Selain itu, keterbatasan antrean vaksin untuk di puskesmas maksimal 60 orang per hari, keterbatasan fasilitas ruang tunggu, serta disesuaikan dengan jumlah tenaga kesehatan yang ada.

"Untuk itulah, bagi yang ingin vaksin dosis pertama kita harapkan lebih bersabar dan menunggu jadwal," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement