Rabu 04 Aug 2021 17:24 WIB

BMKG Supadio Pontianak Imbau Warga Waspadai Karhutla

Titik panas di Kalbar terpantau ada 320 titik, paling banyak 142 titik di Sanggau.

Foto udara kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat.
Foto: Antara/Heribertus
Foto udara kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kasi Koordinator, Data, dan Informasi BMKG Supadio Pontianak, Kalimantan Barat Sutikno mengimbau masyarakat mewaspadai terjadinya potensi kebakaran hutan dan lahan hampir di seluruh wilayah Kalbar, hingga 7 Agustus mendatang.

"Sampai saat ini, jumlah titik panas di Kalbar terus bertambah. Untuk itu, kita mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kalbar mengingat sampai satu pekan ke depan potensi panas di Kalbar masih akan terjadi," kata dia di Sungai Raya, Rabu (4/8).

Berdasarkan pantauan satelit Lapan, titik panas di Kalimantan Barat terus mengalami peningkatan sejak 18 Juli 2021 hingga 4 Agustus 2021 dengan total 320 titik panas.

Titik panas yang paling banyak di Kabupaten Sanggau 142 titik, Sambas 20 titik, Ketapang 19 titik, Sintang 18 titik, Landak 21 titik, Kapuas Hulu satu titik, Mempawah tujuh titik, Kubu Raya enam titik, sedangkan lima daerah lainnya tidak ada titik api.

Sutikno menambahkan untuk warga di Sanggau, Sambas, Landak, Ketapang, dan Sintang diminta waspada karhutla karena masih kuatnya potensi terjadi kebakaran itu hingga 7 Agustus mendatang.

"Namun demikian diperkirakan mulai hari ini tanggal 4 Agustus 2021 sebagian wilayah Kalbar sudah berpotensi terjadi hujan pada siang dan sore hari," katanya.

Meski saat ini terdapat 320 titik api di Kalbar, Sutikno mengatakan belum terjadi potensi kabut asap, mengingat sebaran titik api berada jauh dari pemukiman masyarakat.

"Untuk Bandara Supadio, karena di Kubu Raya hanya ada enam titik api, masih belum mengganggu aktivitas penerbangan. Namun, kita harapkan tidak ada penambahan lagi, sehingga ini harus diwaspadai bersama," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement