Rabu 04 Aug 2021 17:06 WIB

Ahli Gizi: Pasien Covid-19 Butuh Kalori dan Protein Tinggi

Saat terkena infeksi, tubuh membutuhkan energi dan protein yang lebih tinggi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nora Azizah
Saat terkena infeksi, tubuh membutuhkan energi dan protein yang lebih tinggi (Foto: ikan sebagai salah satu sumber protein tinggi)
Foto: Pixabay
Saat terkena infeksi, tubuh membutuhkan energi dan protein yang lebih tinggi (Foto: ikan sebagai salah satu sumber protein tinggi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pasien covid yang melakukan isolasi mandiri (isoman) saat terinfeksi Covid-19 perlu memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Sebab, mengonsumsi makanan atau minuman yang kurang tepat bisa memperlambat proses pemulihan, bukan mempercepat.

Ahli gizi UGM, Aviria Ermamilia menyarankan agar pasien-pasien isoman bisa mengonsumsi makanan yang beragam sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Sebab, tidak ada satupun jenis bahan makanan dengan kandungan gizi yang lengkap.

Baca Juga

"Tidak ada spesifik satu jenis makanan yang perlu dikonsumsi. Namun, dianjurkan konsumsi makanan tinggi kalori dan protein sebab saat terkena infeksi kebutuhan energi dan protein lebih tinggi dari biasanya," kata Aviria, Rabu (4/8).

Selain itu, jaga asupan vitamin dan mineral tercukupi, lalu konsumsi buah dan sayur yang cukup. Namun, juga direkomendasikan pasien isoman untuk dapat  menghindari makanan atau minuman yang tinggi kandungan gula, garam dan lemak.

Sebab, efeknya tidak cuma beresiko memperburuk peradangan. Dosen Departemen Gizi dan Kesehatan FKKMK UGM tersebut menerangkan, konsumsi makanan kandungan gula, garam, dan lemak berlebih juga dapat memicu penyakit-penyakit lainnya.

Untuk batasan konsumsi gula per hari empat sendok makan, konsumsi garam per hari empat sendok teh dan konsumsi lemak lima sendok makan per hari. Sebaiknya hindari makanan maupun minuman dengan kandungan gula, garam, dan lemak berlebih.

"Seperti gorengan, makanan cepat saji, makanan kemasan dan lainnya. Sebaiknya, konsumsi makanan beragam dengan gizi seimbang," ujar Aviria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement