Rabu 04 Aug 2021 07:56 WIB

4,2 Juta Warga Jatim Tunggu Disuntik Vaksin Dosis Kedua

Khofifah meminta masyarakat yang menunggu vaksin dosis kedua untuk tetap tenang.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga di Taman Tirtoyoso, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (3/8/2021). Vaksinasi massal tersebut guna mendukung target pemerintah dua juta dosis per hari pada bulan Agustus.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga di Taman Tirtoyoso, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (3/8/2021). Vaksinasi massal tersebut guna mendukung target pemerintah dua juta dosis per hari pada bulan Agustus.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menangkap semangat masyarakat untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 terus meningkat. Sayangnya, semangat tersebut tidak didukung ketersediaan dosis vaksin yang terus menipis. Bahkan ada beberapa daerah yang ketersediaan vaksinnya kosong.

Khofifah mengungkapkan, saat ini lebih dari 50 persen masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama, sudah jatuh tempo untuk menerima vaksin dosis kedua. Dari 7,8 juta yang sudah divaksin dosis pertama, ada sekitar 4,2 juta orang yang sudah saatnya menerima vaksin dosis kedua.

“Untuk itu kami sudah menyampaikan kepada Pak Menteri Kesehatan, jika vaksin sudah siap, kami mohon bisa disegerakan untuk mendapatkan dropping vaksin dosis kedua,” kata Khofifah, Selasa (3/8).

Khofifah pun meminta masyarakat yang sudah vaksinasi dosis pertama untuk terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan tempat-tempat vaksinasi, terkait waktu pelaksanaan dosis kedua. Khofifah juga meminta masyarakat yang menunggu vaksin dosis kedua untuk tetap tenang dan meyakinkan bahwa semua akan mendapatkan.

“Insya Allah semua tetap akan terkonfirmasi dan tercatat kapan vaksin dosis kedua. Misal hari ini sudah mengikuti dosis pertama AstraZeneca, berarti tiga bulan lagi masuk pada dosis kedua,” ujarnya.

Hal ini, lanjutnya, dikarenakan kedatangan vaksin membutuhkan proses. Artinya tidak langsung dalam jumlah besar, namun secara bertahap. “Biasanya dalam seminggu datang dua kali, dikirim oleh Kemenkes. Adanya seberapa kita langsung distribusikan ke masing-masing kabupaten/ kota. Datanya ada sambil kita menunggu support vaksinnya,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement