Selasa 03 Aug 2021 23:28 WIB

Pertamina EP Tangani Munculnya Api di Sumur Migas Indramayu

Pertamina EP menyebut munculnya api bagian dari pelepasan kelebihan gas

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja Pertamina EP memeriksa semburan gas liar di desa Sukaperna, Tukdana, Indramayu, Jawa Barat, Senin (30/11/2020). Semburan gas liar bercampur air dan lumpur yang sudah terjadi sejak beberapa minggu lalu itu diduga bersumber dari sumur peninggalan Belanda yang sudah tidak digunakan.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Pekerja Pertamina EP memeriksa semburan gas liar di desa Sukaperna, Tukdana, Indramayu, Jawa Barat, Senin (30/11/2020). Semburan gas liar bercampur air dan lumpur yang sudah terjadi sejak beberapa minggu lalu itu diduga bersumber dari sumur peninggalan Belanda yang sudah tidak digunakan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Api sempat muncul di fasilitas produksi migas Stasiun Pengumpul (SP) BDA yang berlokasi di Desa Sukagumiwang, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, Senin (2/8). Pertamina EP pun langsung sigap menangani sehingga kondisi kembali normal.

Senior Manager Relations Pertamina EP, Agus Suprijanto, menjelaskan, kondisi tersebut merupakan prosedur normal pada kegiatan operasi migas.  Hal itu dilakukan untuk pengendalian kelebihan tekanan gas yang berasal dari sumur produksi saat berlangsungnya proses pemisahan hidrokarbon.

"Proses pelepasan tekanan gas ini bertujuan memberikan keamanan operasi pada saat gas dari sumur produksi yang masuk ke tangki pemisah (separator) mengalami peningkatan tekanan," kata Agus, dalam keterangan resminya yang diterima Republika, Selasa (3/8).

Agus menjelaskan, gas yang ada merupakan residu yang berasal dari sumur produksi minyak. Jika volume gas yang terproduksi tidak ekonomis untuk dilakukan penyimpanan dan tidak dilakukan perawatan, justru akan menimbulkan dampak.

"Karena itu, penanganan terhadap gas residual tersebut dilakukan dengan dibakar (flaring)," tutur Agus.

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan tersebut, terjadi peningkatan cairan hidrokarbon yang masuk ke tangki separator sehingga sebagian cairan terbawa ke flare. Tim operasional Pertamina EP merespon dengan menurunkan tekanan itu dan menutup sementara aliran dari sumur produksi.

"Saat ini, operasi produksi tetap terkendali dan berjalan normal. Observasi produksi dari sumur BDA-03 yang memasok gas ke SP BDA juga terus dipantau aman," ucap Agus.

Agus menyatakan, dalam menjalankan aktivitas operasi, Pertamina EP selalu menjalankan prosedur operasi migas dan safety standard yang tinggi. Dengan demikian, dapat memberi keamanan di area sekitar fasilitas produksi.

"Kami juga selalu memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat sekitar," tandas Agus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement