Rabu 04 Aug 2021 05:03 WIB

Imigran Etiopia Juara Olimpiade Berkat MInum Kopi?

Senjata Rahasia Sifan Hassan Raih Medali Emas 5000 Meter Putri

Rep: reja irfa widodo/ Red: Muhammad Subarkah
Imigran Etiopia Rifan Hassan terjauh sebelum menjuarai Olimpieade, Tokyo.
Foto: euro sport
Imigran Etiopia Rifan Hassan terjauh sebelum menjuarai Olimpieade, Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID -- Atlet lari jarak jauh Belanda, Sifan Hassan, tampil memukau di cabang olahraga atletik Olimpiade Tokyo 2020. Meski sempat terjatuh di awal lap terakhir penyisihan heat 2 nomor 1500 meter putri, Hassan mampu bangkit dan akhirnya bisa menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 4 menit 5,17 detik, Senin (3/8) waktu setempat.

Tidak berhenti disitu, hanya berselang 12 jam pasca insiden tersebut, juara dunia di nomor 1500 meter dan 10 ribu meter itu berhasil menyabet emas dengan menjadi yang tercepat di nomor 5000 meter putri dengan catatan waktu 14 menit 36,79 detik.

Hassan unggul dua detik dari atlet Kenya, Hellen Obiri, yang mesti puas kembali meraih medali perak usai meraih hasil serupa di Olimpiade Rio 2016. Buat Hassan, ini merupakan medali emas pertama di pentas Olimpiade. Pelari yang datang ke Belanda sebagai imigran asal Etiopia pada 1998 itu mengaku, tidak pernah menyangka bisa meraih medali emas di nomor 5.000 meter. Apalagi, Hassan sempat terjatuh di penampilan pertamanya di Olimpiade Tokyo 2020.

''Saya tidak bisa mempercayai raihan ini. Saya menggunakan semua energi saya pada pagi ini (penyisihan heat 2 1.500 meter). Saya begitu terpukul begitu jatuh dan tidak yakin bisa menjadi juara di Olimipiade kali ini,'' tutur Hassan seperti dikutip Reuters, Selasa (3/8).

Namun, Hassan berhasil bangkit dan memastikan satu tempat di semifinal heat 2 nomor 1500 meter dengan menjadi yang tercepat di babak penyisihan. Hassan, yang baru mendapatkan kewarganegaraan Belanda pada 2013 itu, kemudian sukses melanjutkan momentum kebangkitannya di nomor 5.000 meter.

Di lap terakhir, Hassan mampu melesat melewati pesaing-pesaing terdekatnya. Hassan pun menyebut memiliki satu senjata rahasia dalam memulihkan tenaga dan kondisi mentalnya. Sebelum turun di final nomor 5000 meter, Hassan ternyata sempat meminum kopi.

''Sebelum balapan (di nomor 5000 meter), saya bahkan sudah tidak peduli, karena sudah begitu lelah. Kemudian, saya meminum kopi. Tanpa meminum kopi, mungkin saya tidak akan bisa menjadi juara Olimpiade. Saya membutuhkan semua kafein itu, karena saya sempat begitu takut mengalami kegagalan,'' kata Hassan.

Hassan masih memiliki peluang untuk menambah raihan medali di Olimpiade Tokyo 2020. Atlet, yang hanya finish di peringkat kelima di nomor 1500 meter Olimipiade Rio 2016 itu, bakal turun di dua nomor lain, yaitu nomor 1500 meter dan 10 ribu meter.

Dua nomor ini diketahui merupakan nomor andalan Hassan. Di kejuaraan dunia atletik di Doha pada 2019 silam, Hassan menyabet medali emas di dua nomor tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement