Selasa 03 Aug 2021 21:37 WIB

Satgas: Presentase BOR di Sejumlah Daerah Menurun

Wiku mengatakan penurunan persentase BOR sejalan dengan penurunan kasus aktif Covid.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: BNPB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Prov Wiku Adisasmito, mengungkapkan persentasi keterisian tempat tidur isolasi atau bed occupancy rate (BOR) di sejumlah daerah mengalami tren penurunan.

"Saya sangat apresiasi capaian ini karena, artinya pemerintah daerahnya menekan beban berat tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit selama beberapa pekan terakhir," kata Wiku Adisasmito saat menyampaikan laporan perkembangan penanganan Covid-19 yang dipantau secara virtual dari YouTube BNPB, Selasa (3/8).

Baca Juga

Menurut Wiku, laporan BOR yang sempat menyentuh angka 77,07 persen pada 11 Juli 2021, perlahan menunjukkan penurunan menjadi 75,9 persen selama tiga pekan terakhir. Kemudian persentasenya kembali menurun ke angka 70,6 persen dan di pekan terakhir menjadi 61,95 persen.

Wiku mengatakan, penurunan persentase BOR sejalan dengan penurunan kasus aktif selama dua pekan terakhir dari yang sebelumnya mencapai 18,84 persen menjadi 18 persen dan terus turun menjadi 15,55 per per tanggal 1 Agustus 2021. Ia melanjutkan, penurunan BOR nyata terlihat pada situasi di Wisma Atlet Jakartayang saat ini persentase huniannya ada di angka 31,34 persen.

"Jika dilihat pada perkembangan di tingkat provinsi, penurunan kasus aktif dan bor secara bersamaan terjadi di 14 provinsi," katanya.

Provinsi yang dimaksud adalah Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. Beberapa provinsi juga mencatatkan penurunan BOR cukup signifikan seperti Provinsi DKI Jakarta yang mengalami penurunan sebesar 21,55 persen dan provinsi Banten yang turun sebesar 20,57 persen dalam sepekan terakhir.

"Hal ini menunjukkan walaupun varian Delta ini sangat mudah menular, namun daya lawan seluruh pemerintah dan masyarakat dengan upaya kolaboratif nyatanya efektif dalam menghadapinya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement