REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepala wasit Liga Primer Inggris, Mike Riley, menyatakan, ofisial akan mengurangi hukuman ringan musim depan. Sementara perubahan offside di video asisten wasit (VAR) bisa mengurangi kemungkinan 20 gol yang dianulir.
Riley telah menggelar pembicaraan dengan klub, pemain, pelatih, dan Asosiasi Pendukung Sepak Bola selama beberapa bulan terakhir. Hal itu dilakukan untuk mencoba dan mencapai konsensus tentang bagaimana wasit bekerja di Liga Inggris, baik di lapangan maupun di ruang VAR.
Musim lalu, rekor penalti tercipta dengan total 125 gol. Dari angka tersebut, 29 di antaranya datang melalui VAR. Angka itu lebih tinggi dibandingkan musim 2019/2020 (92 gol) dan musim 2018/19 (103).
Menurut Riley, sebagian besar dari penalti itu terjadi dengan kontak minimal antara bek dan penyerang. Karena itu, sekarang wasit harus mempertimbangkan konsekuensi dan motivasi pemain.
''Pada dasarnya kami ingin pendekatan menjadi salah satu yang terbaik yang memungkinkan para pemain untuk keluar dan mengekspresikan diri, memungkinkan pertandingan Liga Primer mengalir dan berarti tim wasit, baik sebagai wasit maupun sebagai VAR, tidak campur tangan untuk pelanggaran sepele,'' ujar Riley dikutip dari ESPN, Selasa (3/8).
Sejumlah peristiwa pun disebutkan oleh Riley, yaitu saat pemain Arsenal, Dani Ceballos, memenangkan penalti setelah kontak minimal dari Richarlison. Lalu ada juga ketika Marcus Rashford nyaris tak tersentuh oleh pemain Newcastle Jamal Lewis. Kasus itu hanya dua dari banyak contoh saat wasit dituntut untuk mengawasi pertandingan dengan cermat, khususnya kepada pemain yang memang mencari penalti.
''Mari kita buat pertandingan yang mengalir bebas, di mana ambang batasnya sedikit lebih tinggi dari musim lalu,'' kata Riley menjelaskan.