Selasa 03 Aug 2021 06:15 WIB

Saat China Muslim Memimpin Muhammadiyah (3-Habis)

HM Bahaudin sangat dermawan terhadap Muhammadiyah.

Saat China Muslim Memimpin Muhammadiyah (3-Habis). Pada 1960-1965, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tasikmalaya diketuai oleh seorang pengusaha keturunan China Muslim, yaitu HM Bahaudin.
Foto: Suara Muhammadiyah
Saat China Muslim Memimpin Muhammadiyah (3-Habis). Pada 1960-1965, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tasikmalaya diketuai oleh seorang pengusaha keturunan China Muslim, yaitu HM Bahaudin.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ilam MaolaniPegiat Literasi Muhammadiyah Kota Tasikmalaya

Inspirasi kedermawanan HM Bahaudin terhadap Muhammadiyah, dua di antaranya berasal dari dorongan atau motivasi H Taufik Ali yang sering mengisi pengajian di Masjid Al-Manar, serta pemahaman dan perenungan beliau terhadap Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 177, Al-Isra ayat 23-37, dan Al-Furqon ayat 63-77. Ketiga surat ini sering menjadi materi kajian Ustadz Aen pada pengajian di Kampus Perguruan Muhammadiyah, dan beliau menjadi salah seorang pendengarnya. Saking cintanya pada surat-surat tersebut, beliau sering membacanya ketika menjadi imam shalat dan membahasnya pada waktu beliau menjadi pengisi ceramah atau Khatib Jumat di Masjid Al-Manar.

Baca Juga

Keluasan pergaulan beliau sangat kentara, bukan hanya dengan warga pribumi (yang notabene warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama) tetapi juga dengan warga Etnis China, terutama para pengusaha China yang ada di Tasikmalaya. Semua pengusaha China Tasikmalaya mengenal sosok beliau. Melalui interaksi dan komunikasi HM Bahaudin yang ramah dan menyejukkan dengan mereka, maka ada beberapa pengusaha China yang tertarik terhadap Islam dan pada akhirnya masuk Islam, seperti Pemilik Toko Minyak Sereh (Chong Lie) di Jalan KHZ. Mustafa, Pemilik Toko Sinar Galih (Ending) di Jalan Nagarawangi.

Para tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah seperti Kasman Singodimedjo, Safrudin, dan Ibrahim Adjie, pernah berkunjung ke rumah beliau. Beliau sangat dekat dengan tokoh NU terkenal di Tasikmalaya, H. Sayudi. Beliau cukup akrab dengan Pimpinan Pesantren Miftahul Huda Manojaya, KH Khoer Affandi. Beliau sering mengikuti pengajian di pesantrennya dan bersilaturahmi ke rumahnya, pun KH Khoer Affandi sering bersilaturahmi ke rumahnya yang di dekat Masjid Al-Manar.

Kecintaan beliau kepada Muhammadiyah, juga dibuktikan dengan memasukkan semua anaknya ke lembaga pendidikan Muhammadiyah. Ada yang di SMP Muhammadiyah Tasikmalaya, PGA Muhammadiyah Tasikmalaya, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, dan Muallimat Yogyakarta. Putrinya yang bernama Hj. Nunung Mu’minah pernah menjadi Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Tasikmalaya.

Tahun 1961-1962, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah mengalami kesulitan untuk membuat perangkat drumben. Tanpa berpikir panjang, M Bahaudin membuat dua perangkat alat drumben di bengkelnya langsung. Satu perangkat untuk Pemuda Muhammadiyah dan satu perangkat lagi untuk Nasyiatul Aisyiyah.

Acara-acara Muhammadiyah waktu itu sangat meriah karena diiringi oleh pasukan drumben Pemuda Muhammadiyah dan NA. Pada tanggal 17 Agustus 1964, ada acara pawai. Barisan-barisan Ormas Islam pun ikut pawai dan barisan paling depannya adalah pasukan drumben Muhammadiyah.

Pasukan drumben Muhammadiyah bersaing dengan pasukan drumben dari PKI (sekretariat drumben PKI di daerah Gunung Pereng Tasikmalaya). Pawai itu dinilai oleh panitia dan barisan pasukan drumben Muhammadiyah meraih Juara 1.

Pada tahun 1982 beliau wafat di usia 72 tahun. Wafat ketika membuat kusen untuk disumbangkan kepada Panitia Rehab Masjid At-Tanwir di Komplek Perguruan Muhammadiyah.

Baca juga:

Saat China Muslim Memimpin Muhammadiyah (1)

Saat China Muslim Memimpin Muhammadiyah (2)

Sumber: Majalah SM Edisi 5 Tahun 2020

Link artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement