Senin 02 Aug 2021 21:09 WIB

Ilmuwan Soroti Dampak Covid-19 pada Kesuburan Pria

Vaksin Covid-19 tidak menyebabkan disfungsi ereksi dan infertilitas pria.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Ilmuwan Soroti Dampak Covid-19 pada Kesuburan Pria. Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilmuwan Soroti Dampak Covid-19 pada Kesuburan Pria. Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Studi terbaru menjelaskan infeksi Covid-19 dapat memengaruhi kesuburan para pria. Kesimpulan ini didapat setelah penelitian awal menunjukkan pasien meninggal karena virus tersebut mengalami penurunan jumlah sperma.

Dilansir dari Al Arabiya, Ahad (1/8), para peneliti juga menolak apa yang mereka sebut mitos di media sosial tentang efek vaksin Covid-19 pada kesuburan pria. Para ilmuwan dari University of Miami memeriksa enam pasien yang meninggal karena Covid-19. Tiga di antaranya ditemukan mengalami penurunan jumlah sperma.

Baca Juga

Virus Covid-19 juga ditemukan di jaringan sel testis salah satu pria yang meninggal karena virus dan satu lagi yang terinfeksi tetapi selamat. Para peneliti juga menyimpulkan vaksin Pfizer dan Moderna ternyata tidak berpengaruh pada sistem reproduksi pria setelah melakukan penelitian pada 45 pria yang divaksinasi.

Para ilmuwan membidik klaim ahli patologi Kanada Roger Hodkinson yang menyebut vaksin dapat menyebabkan infertilitas massal. Sebuah klaim yang diterbitkan oleh situs Inggris The Daily Expose dan secara teratur memposting konten skeptis terhadap vaksin.

 

“Berlawanan dengan mitos yang beredar di media sosial, vaksin Covid-19 tidak menyebabkan disfungsi ereksi dan infertilitas pria,” tulis Ranjith Ramasamy, salah satu peneliti Miami, untuk outlet media akademik The Conversation.

Meskipun ukuran sampelnya masih kecil, penelitian tersebut menimbulkan pertanyaan seputar konsekuensi virus Covid-19. Dia menunjuk virus lain termasuk zika dan gondongan yang diketahui mempengaruhi produksi sperma.

Akademisi mencatat penelitian lebih lanjut tentang dampak Covid-19 pada kesuburan pria harus dilakukan. “Saya juga percaya penelitian ini menyajikan pesan kesehatan masyarakat yang mendesak AS untuk vaksin Covid-19,” tulis Ramasamy.

“Untuk jutaan pria Amerika yang tetap tidak divaksinasi, Anda mungkin ingin mempertimbangkan kembali konsekuensinya jika dan ketika virus yang sangat agresif ini menemukan Anda," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement