Selasa 03 Aug 2021 01:20 WIB

LBM NU: Khatib Jumat Harus Pahami Keadaan Jamaah

Khatib Jumat harus pahami keadaan jamaah di kota-kota besar yang merupakan pekerja.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Khatib menyampaikan khutbah Jumat (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ampelsa
Khatib menyampaikan khutbah Jumat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), KH Mahbub Maafi Ramdhan, menyampaikan, seorang khatib sholat Jumat harus mengerti keadaan para jamaahnya. Di kota-kota besar, yang jamaahnya adalah para pekerja, memang sebaiknya khutbah Jumat maksimal 15 menit.

"Khutbahnya gak usah panjang-panjang. Tetapi memang kadang-kadang yang (khutbahnya) gak fokus dan ke mana-mana. Itu yang jadi problem sebenarnya. Makanya saya sepakat itu. 15 menit sudah termasuk sholat Jumat terutama untuk kota-kota besar," tuturnya kepada Republika.co.id, Senin (2/8).

Baca Juga

Kiai Mahbub menjelaskan, jamaah sholat Jumat di kota-kota besar, di Jakarta misalnya, biasanya adalah pekerja kantoran yang perlu makan siang dalam waktu istirahat siang yang terbatas. Jika khutbah Jumatnya terlalu panjang, maka waktu istirahatnya pun berkurang.

"Kita juga harus melihat situasi dan kondisi jamaah kita terutama di kota-kota besar. Kelamaan juga nggak bagus, terlalu cepat juga nggak bagus. Sedang-sedang saja, 15 menit sudah sama sholat itu sudah cukup," tuturnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement