Senin 02 Aug 2021 16:32 WIB

Kilang Cilacap Naikkan Produksi Gasoline Standar Euro IV

Operasional KLBC sejauh ini telah berjalan lancar.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Kilang Cilacap milik Pertamina.
Foto: Dok. Pertamina
Kilang Cilacap milik Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Program Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) yang dilaksanakan di Kilang Minyak Pertamina RU IV Cilacap, Jawa Tengah, mampu meningkatkan kapasitas produksi gasoline sesuai standar Euro IV atau Pertamax RON 92 secara signifikan. Dari semula hanya mampu produksi sekitar satu juta barel per bulan, saat ini meningkat hingga 1,6 juta barel per bulan.

''Program Kilang Langit Biru di Pertamina RU IV Cilacap yang sudah dioperasikan selama dua tahun ini memang mampu meningkatkan kapasitas produksi yang cukup signifikan. Kehadiran KLBC diyakini mampu mendongkrak kemandirian dan ketahanan energi nasional,'' kata Pjs Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina RU IV Cilacap, Ferdy Saputra, Senin (2/8).

Dengan keberadaan Program Kilang Langit Biru, Ferdy menyebutkan, kilang Pertamina RU IV Cilacap bisa tetap mengukuhkan posisinya sebagai kilang terbesar di Indonesia.  Yakni, dengan kapasitas produksi mencapai 348 ribu barel per hari, atau setara dengan 33 persen dari kapasitas kilang di seluruh Indonesia.

Menurutnya, operasional KLBC sejauh ini telah berjalan lancar. Bahkan dalam  perkembangannya, unit kilang yang menempati area FOC I, Utilities dan GTO ini, tidak hanya  mampu menghasilkan Pertamax RON 92. Namun telah berhasil memproduksi Pertamax Turbo sebagai produk andalan KLBC.

''Ke depan, kami akan terus berinovasi agar produksi BBM yang dihasilkan bisa  menjadi produk-produk terbaik sebagaimana semangat yang diusung tahun ini, Inovasi KLBC untuk Negeri,'' ujarnya.

Ditambahkan, berbagai prestasi juga sudah diraih saat Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC). Antara  lain,  tim proyek dan Pertamina RU IV berhasil meraih penghargaan Patra Nirbaya Utama untuk Incident & Injury Free (IIF) dan pencapaian 17 juta jam kerja aman tanpa Lost Time Injury (LTI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement