Senin 02 Aug 2021 09:58 WIB

Selesaikan Gugatan Privasi Pengguna, Zoom Bayar Rp 1,224 T

Zoom membagikan data pribadi penggunanya dengan Facebook, Google,dan LinkedIn.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Aplikasi video konferensi Zoom.
Foto: EPA
Aplikasi video konferensi Zoom.

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Zoom Video Communications setuju untuk membayar 85 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,244 triliun (kurs Rp 14.400 per dolar AS) dan meningkatkan praktik keamanannya. Hal tersebut dilakukan untuk menyelesaikan gugatan yang mengeklaim Zoom melanggar hak privasi pengguna dengan membagikan data pribadi dengan Facebook, Google, LinkedIn, dan membiarkan peretas mengganggu pertemuan pengguna saat menggunakan Zoom.

Penyelesaian awal yang diajukan tersebut membutuhkan persetujuan Hakim Distrik AS Lucy Koh di San Jose, Kalifornia. Zoom juga menyetujui langkah-langkah keamanan termasuk memperingatkan pengguna menggunakan aplikasi zoom untuk pertemuan atau rapat. Selain itu Zoom juga setuju untuk memberikan pelatihan khusus kepada karyawan tentang privasi dan penanganan data.

Meskipun Begitu, perusahaan yang berbasis di San Jose itu membantah melakukan kesalahan dalam menyetujui penyelesaian gugatan tersebut. “Privasi dan keamanan pengguna kami adalah prioritas utama untuk Zoom, dan kami menganggap serius kepercayaan yang diberikan pengguna kami kepada kami,” tulis pernyataan resmi Zoom dikutip dari Reuters, Ahad (1/8).

Meskipun Zoom berhasil memperoleh sekitar 1,3 miliar dolar AS dalam langganan Zoom Meetings, pengacara penggugat menyebut penyelesaian 85 juta dolar AS tersebut wajar mengingat adanya risiko litigasi.

Di sisi lain, Zoombombing merupakan tempat orang luar membajak rapat Zoom dan menampilkan pornografi. Bahkan juga menggunakan bahasa rasis atau memposting konten mengganggu lainnya.

Basis pengguna Zoom saat ini tumbuh enam kali lipat semenjak pandemi Covid-19 karena banyaknya orang bekerja di rumah. Zoom memiliki 497 ribu pelanggan dengan lebih dari 10 karyawan pada April 2021 dari sebelumnya hanya 81.900 pelanggan pada Januari 2020.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement