Senin 02 Aug 2021 10:40 WIB

Capaian Vaksinasi Lansia di Solo 76,9 Persen

Progres vaksinasi berjalan lambat karena sebagian lansia memiliki penyakit komorbid.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Bilal Ramadhan
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi 1.000 mahasiswa, bertempat di Gedung Auditorium Fakultas Kedokkteran (FK) UNS, Sabtu (3/7).
Foto: Humas UNS
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi 1.000 mahasiswa, bertempat di Gedung Auditorium Fakultas Kedokkteran (FK) UNS, Sabtu (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Capaian vaksinasi Covid-19 kelompok orang lanjut usia (lansia) di Kota Solo mencapai 76,9 persen. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo masih mengejar vaksinasi Covid-19 untuk lansia dan pralansia lantaran kasus kematian akibat paparan Covid-19 kebanyakan dari kelompok tersebut.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, jumlah lansia yang sudah divaksin sebanyak 44 ribu orang, atau 76,9 persen dari target 59 ribu orang. Jika dikomparasikan dengan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) jumlah lansia di Solo ada 75 ribu orang, maka sudah separuh lebih lansia yang divaksin.

"Dulu capaiannya pernah 92 persen tapi sasarannya dinaikkan dari pemerintah pusat. Awalnya target 49 ribu menjadi 59 ribu," kata Siti.

Siti mengakui saat ini progres vaksinasi Covid-19 kelompok lansia berjalan lambat. Salah satu kendalanya, sebagian punya penyakit penyerta (komorbid) yang kontra indikasi sehingga tidak bisa divaksin.

 

Selain itu, sebagian besar lansia memiliki keterbatasan penguasaan teknologi informasi (IT) dan mobilitasnya rendah. "Makanya kami jemput bola. Kami ada mobil bus vaksinasi. Kemudian ada mobil klinik CSR dari Indosat. Mobil ini masuk ke kampung-kampung. Dengan harapan kita lebih proaktif," ujar dia.

Dari data tersebut, terlihat masih ada sekitar 31 ribu lansia yang belum divaksin. Karenanya, DKK berupaya agar para lansia agar segera divaksin.

"Makanya kenapa kami memprioritaskan yang 50 tahun ke atas. Bukan tidak memikirkan yang lain. Tetap semua kami prioritaskan. Tetapi kita lebih prioritaskan kesana. Target saya 100 persen lansia harus tervaksin," paparnya.

Di sisi lain, terkait vaksinasi Covid-19 dosis ke-3 bagi tenaga kesehatan (nakes), Siti menyatakan, semua nakes membutuhkan suntikan tersebut. Namun, DKK bakal memilah nakes yang mendapat suntikan ketiga yakni nakes yang benar-benar di pelayanan langsung.

"Dia kan bekerja di zona merah. Kalau kita bisa menghindari. Kalau dia kan harus masuk ke zona merah. Makanya harus kita kemas bagaimana dia melayani itu juga bisa memanfaatkan IT. Ya mengurangi kontak langsung," ucap Siti.

Meski demikian, dia tidak berani menargetkan pelaksanaan vaksinask dosis ke-3 bagi para nakes. Sebab, DKK harus menunggu distribusi vaksin dari pemerintah pusat yang didistribusikan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Saat ini, DKK fokus menggarap vaksinasi dosis ke-2 untuk masyarakat umum di lantaran stok vaksin yang menipis. "Sehari rata-rata vaksinasi dosis ke-2 ada 3.000-an. Kalau dengan dosis pertama kami main bisa 4.000 sampai 5.000," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement