Ahad 01 Aug 2021 19:20 WIB

Pembenah Tanah Organik Tingkatkan Produktivitas Sayuran Daun

Ada 230 hektare kampung sayuran daun yang siap dikembangkan di 12 provinsi

Direktorat Jenderal Hortikultura mengadakan bimbingan teknis (bimtek) bertajuk Penggunaan Pembenah Tanah Organik Cair (PTOC) dalam Meningkatkan Produktivitas Sayuran Daun, secara daring melalui Zoom Meeting.
Foto: Kementan
Direktorat Jenderal Hortikultura mengadakan bimbingan teknis (bimtek) bertajuk Penggunaan Pembenah Tanah Organik Cair (PTOC) dalam Meningkatkan Produktivitas Sayuran Daun, secara daring melalui Zoom Meeting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian  Syahrul Yasin Limpo meminta jajarannya untuk terus melakukan bimbingan dan pendampingan kepada para petani dan penyuluh pertanian di Indonesia, walaupun sedang berada di kondisi pandemi Covid-19. Menindaklanjuti arahan tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura mengadakan bimbingan teknis (bimtek) bertajuk Penggunaan Pembenah Tanah Organik Cair (PTOC) dalam Meningkatkan Produktivitas Sayuran Daun, secara daring melalui Zoom Meeting.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyampaikan bahwa bimtek hortikultura bertujuan untuk mendukung upaya peningkatan produktivitas pada kampung hortikultura dan topik bimtek kali ini difokuskan pada kampung sayuran daun. Hingga akhir 2021, ditargetkan ada 230 hektare kampung sayuran daun yang siap dikembangkan di 12 provinsi di Indonesia.

Baca Juga

Selanjutnya Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha menyampaikan bahwa dengan adanya kampung sayuran daun ini diharapkan mampu meningkatkan kesehatan tanaman, produktivitas, dan pendapatan petani.

Untuk mendukung peningkatan dan kualitas produksi komoditas di kampung sayuran daun, diperlukan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah sebagai media tanam, salah satunya dengan penggunaan PTOC. Perbaikan ini diharapkan akan mampu memperbaiki kesehatan lahan, meningkatkan ketersediaan bahan organik untuk tanaman, hasil panen petani lebih berkualitas dan efisiensi dalam biaya produksi.

PTOC tingkatkan produktivitas tanaman sayuran daun

Kondisi pertanian saat ini, banyak lahan yang sudah beralih fungsi, penurunan ketersediaan lahan produktif, dan penurunan kualitas lahan yang produktif. Peneliti PKHT LPPM IPB, Endang Gunawan mengatakan hal ini dimungkinkan karena dampak negatif dari revolusi hijau sejak 1980-an, yang mana meningkatkan penggunaan pupuk anorganik oleh petani dalam kurun waktu 30 tahun.

“Kerusakan dari penggunaan agrochemical ini sering tidak memiliki rekomendasi, tidak berimbang, dan tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik,” jelas Endang.

Lebih lanjut, Endang menjelaskan pembenah tanah adalah bahan-bahan organik sintesis atau alami yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, atau biologi tanah. Pembenah tanah ini ada yang berbentuk padat dan ada pula yang cair. Dengan adanya pembenah tanah, tanaman lebih mudah dalam menyerap hara dan air dari dalam tanah.

Ada tiga jenis pembenah tanah yang dikenal saat ini, yaitu soil conditioner, soil ameliorant, dan soil decomposers. Soil conditioner digunakan untuk perbaikan sifat fisik tanah, soil ameliorant untuk perbaikan sifat dan reaksi kimia tanah, sementara soil decomposers untuk perbaikan sifat biologi tanah.

Endang menambahkan bahwa pupuk organik berbeda dengan pembenah tanah. Perbedaannya terletak pada komposisi unsur hara makro dan mikro. Umumnya, pupuk organik memiliki unsur hara yang lebih rendah dari unsur hara pada pembenah tanah.

“Bedanya ada pada komposisi unsur hara makro dan mikro. Pupuk organik unsur haranya lebih rendah,” terang Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement