Ahad 01 Aug 2021 17:05 WIB

Indahnya Langit Malam Arab Saudi dari Area Gurun dan Bukit  

Arab Saudi cocok untuk para penggemar astronomi

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Arab Saudi cocok untuk para penggemar astronomi. Pemandangan Arab Saudi  Ilustrasi
Foto: Arab News
Arab Saudi cocok untuk para penggemar astronomi. Pemandangan Arab Saudi Ilustrasi

IHRAM.CO.ID, JEDDAH – Topografi Arab Saudi yang beragam membuat negara itu menjadi lokasi ideal bagi para penggemar astronomi. 

Gunung, lembah, bukit, dataran, dan gurun yang luas merupakan tempat pelarian bagi orang-orang yang ingin menikmati langit malam.

Baca Juga

Peneliti Astronomi Mulham Hindi mengatakan Arab Saudi menjadi tempat sempurna bagi para astronom dan pengamat bintang. Misal, wilayah Bani Malik yang terletak 150 kilometer selatan Taif.

Selain Bani Malik, Gunung Al-Firah yang ada di sebelah barat Madinah juga merupakan daerah terbaik untuk mengamati bintang. Sebab, gunung tersebut diperkirakan berdiri 6.000 kaki di atas permukaan laut.

 

“Wilayah barat laut Kerajaan yang meliputi Al Ula, Proyek Laut Merah, dan NEOM termasuk di antara daerah dengan polusi cahaya paling sedikit. Jadi, para pengamat bintang secara teratur mengunjunginya,” kata Hindi.

Pengamatan bintang dan planet sudah menjadi budaya Saudi, khususnya dalam gaya hidup nomaden yang lazim di Jazirah Arab sebelum ditemukan minyak. Bahkan, bintang tercantum dalam banyak puisi Arab pada ratusan tahun lalu dan masih dikutip sampai sekarang.

Hindi menyebut langit malam di Arab Saudi telah menjadi subjek populer bagi para fotografer dalam beberapa tahun terakhir. Para fotografer telah memperkaya pameran dengan foto-foto yang sangat indah dari langit Saudi karena medannya yang khas dan situs warisannya.

Dari perspektif ilmiah, perkembangan dan popularitas astronomi yang semakin meningkat telah mendorong para astronom Saudi untuk meneliti planet, galaksi, dan bintang daripada sebelumnya. Beberapa hari sebelum kematiannya awal bulan ini, Kepala Departemen Astronomi dan Luar Angkasa Universitas King Abdul Aziz (KAU), Dr Hasan Asiri, menjelaskan perbedaan antara tiga jenis medan utama untuk pengamatan bintang di Kerajaan. Yakni, gurun, dataran dan pegunungan.

“Gurun pasir dicirikan oleh kekeringan dan kurangnya polusi cahaya. Di antaranya adalah Gurun Empty Quarter, Gurun Nafud, Gurun Al-Dahna, dan Gurun Bajada yang terletak di sebelah barat wilayah Tabuk,” kata Asiri.

Sementara untuk dataran dicirikan dari lapisan atmosfer yang stabil dan memiliki suhu serta tingkat kelembapan rendah. Contohnya Dataran NEOM, AMAALA pulau-pulau Laut Merah, Al Wajh, Al Shuaibah, dan wilayah Al-Silaa yang terletak di selatan Provinsi Al Wajh.

Dilansir Arab News, Ahad, (1/8), untuk pegunungan di Arab Saudi biasanya menawarkan langit cerah kepada para pengamat bintang di lingkungan yang bebas dari awan, polusi cahaya, dan debu. 

Ini termasuk Pegunungan Al Firah, di sebelah barat Madinah, Pegunungan Al Shafa dan Al Hada Taif, dan Gunung Ral dekat Al Wajh\'s Al Manjor Center.

Lebih lanjut Asiri mengatakanpariwisata mengamati bintang menawarkan peluang yang jelas bagi Kerajaan untuk lebih mendiversifikasi penawaran pariwisatanya yang sejalan dengan Visi Arab Saudi 2030.

“Masalah ini menarik minat banyak orang, terutama sekarang Kerajaan terus bergerak maju menuju pembentukan sektor pariwisata yang sebenarnya dan memastikan keberlanjutannya melalui rencana pembangunan nasional yang komprehensif,” ujar dia.

Sekarang Arab Saudi sudah menjadi rumah bagi beberapa observatorium, termasuk yang ada di Makkah, Al Wajh, dan Halat Ammar. 

Sementara itu, Penjaga Dua Masjid Suci Pusat Bulan Sabit dan Astronomi yang terletak di puncak Menara Jam Makkah dianggap sebagai jaringan teleskop astronomi terbesar di dunia.  

 

Sumber: arabnews   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement